Iklan

Memasak Kepala Babi di Bulan Ramadhan

warta pembaruan
23 Maret 2025 | 11:06 AM WIB Last Updated 2025-03-23T04:06:52Z


Oleh: Dr. apt. Chazali H. Situmorang, M.Sc. (Pemerhati Kebijakan Publik/Dosen FISIP UNAS)

Jakarta, Wartapembaruan.co.id - Kepala Kantor Kepresidenan Hasan Nasbi merespons teror kepala babi yang dikirim ke Kantor Tempo. Hasan justru menyarankan untuk memasak kepala babi itu.

"Sudah dimasak saja," kata Hasan Nasbi, di Kompleks Istana Kepresiden, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Maret 2025.

Pandangan Hasan itu didasari sikap wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik Francisca Christy Rosana atau Cica di media sosial X. Hasan menganggap, Francisca melalui cuitannya menanggapi teror itu dengan lelucon.

Menyimak pernyataan Hasan Nasbi itu yang menyederhanakan dengan kalimat *“sudah dimasak saja”*, menggambarkan bagaimana konsep berfikir seorang Kepala Kantor Kepresiden, kehilangan akal budi, etika, dan kepantasan dalam suatu masyarakat bangsa yang mayoritas muslim, dan berada dalam suasana berpuasa di bulan Ramadhan.

Saya tidak tahu persis apakah Hasan Nasbi itu seorang Muslim, tetapi jika dicermati namanya, dugaan saya si Hasan itu muslim. Sebab Hasan itu nama cucu Nabi Muhammad S.A.W.

Hasan Nasbi harus mengklarifikasi ucapannya itu, karena sebagai pejabat publik dan mengucapkannya di ruang publik, dan tidak lepas dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Kepresidenan akan berdampak pada lembaga kepresidenan dan bisa berujung kemarahan masyarakat muslim kepada Presiden Prabowo Subianto.

Kita mencermati figur Hasan Nasbi sebagai Kepala Kantor Kepresidenan menggunakan narasi yang belum tepat sebagai seseorang yang memikul tugas mewakil pemerintah dan negara Republik Indonesia. Mungkin kalau sebagai buzzer cocoklah.

Sikapnya menyederhanakan persoalan terror pengiriman kepala babi ke kantor Tempo dan komentarnya, pemerintah tidak ingin ikut campur dan jangan membesarkan persoalan tersebut, sebenarnya yang membuat membesarnya persoalan adalah ucapan Hasan yang menyuruh di masak saja.

Bayangkan, barang yang haram menurut ajaran muslim, disuruh masak oleh seorang muslim. Apa nggak geger masyarakat Indonesia. Ingat masyarakat muslim Indonesia itu baik tradisional maupun modern, babi itu haram dimakan dan tercantum dalam Al Qur’an.

Sikap pemerintah soal terror Kepala Babi yang dikirim ke kantor Tempo, oleh seseorang yang tidak ada identitasnya dalam paket pengiriman itu, memberikan kesan dan pesan yang jelas mengancam jurnalis Tempo.

Pesannya, si pengirim itu kira-kira seperti ini. *Hai jurnalis Tempo, jangan membuat berita memojokkan penguasa dan pengusaha, kalau tidak ingin kepala lu gua penggal seperti kepala babi itu".

Saya adalah pelanggan Majalah Tempo dan rajin mendengar Podcast Bocor Halus Politik, dan mencermati berita dan pembahasannya adalah isu-isu sensitive, kritis, penuh koreksi terhadap Pemerintah Jokowi dan juga sekarang pada Pemerintahan Prabowo. Saya susah sekarang mencari Majalah dan media cetak yang kritis seperti Majalah Tempo. Tempo kereen.

Bagaimana sikap jurnalis Tempo? Ternyata mereka tidak gentar. Pada Podcast mutakhir Bocor Halus Politik, awak jurnalis Tempo menyatakan tidak gentar dengan ancaman itu. Bahkan saat ini sudah dilaporkan ke Bareskrim Polri.

Bagi pengirim Kepala Babi, siapa pun dia, pasti mempunyai target kegaduhan masyarakat dalam suasana puasa Ramadhan dan ironinya di respons oleh Kepala Kantor Kepresidenan dengan “dimasak saja”. Kenapa tidak kepala Kambing saja?

Bagi Kepala Kantor Kepresidenan Hasan Nasbi haruslah berhati-hati, jangan menjadikan isu sensitive itu menjadi bahan candaan. Masyarakat memerlukan kehadiran Pemerintah dalam memberikan perlindungan kepada seluruh masyarakat termasuk jurnalis Tempo. Ada pepatah lama yang masih berlaku sampai sat ini yaitu “mulut kamu harimau kamu” berhati-hatilah Mas Hasan. (Azwar)


Cibubur, 22 Maret 2025

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Memasak Kepala Babi di Bulan Ramadhan

Trending Now

Iklan