Maros, Wartapembaruan.co.id - Andi Muhammad Al Alif Ramadhan (Rama), seorang bocah asal Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, kehilangan kekuatan di kedua kakinya sejak Februari 2023. Selama dua tahun terakhir, keluarganya telah berjuang keras agar ia mendapatkan perawatan medis yang layak. Namun, hingga kini, keterbatasan akses kesehatan dan kondisi ekonomi yang semakin sulit menjadi kendala besar. (16/3)
Sulaiman, seorang aktivis yang tergabung dalam Lembaga Bantuan Hukum (LBH) No Viral No Justice, mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan nyata. Ia menilai bahwa Rama, seperti anak-anak lain di Indonesia, berhak mendapatkan akses pengobatan dan pendidikan tanpa hambatan ekonomi atau birokrasi.
"Jangan biarkan seorang anak kehilangan masa depannya hanya karena lahir di keluarga sederhana. Pemerintah harus hadir untuk memastikan akses kesehatan yang adil bagi semua warganya. Rama butuh perhatian segera sebelum kondisinya semakin memburuk," tegas Sulaiman.
Sejak awal kondisi ini terjadi, Kedua orang tua Rama telah membawa anaknya ke dokter spesialis dengan harapan mendapatkan kejelasan mengenai penyakitnya. Namun, mereka hanya mendapatkan saran untuk mendaftarkan Rama ke program BPJS atau KIS agar bisa menjalani pengobatan dengan fasilitas lebih lengkap di rumah sakit rujukan.
Sayangnya, keterbatasan finansial menjadi tantangan besar. Ayah Rama bahkan terpaksa berhenti bekerja untuk mendampingi anaknya menjalani fisioterapi dua kali dalam seminggu di RS Wahidin, Makassar. Sementara itu, tabungan keluarga semakin menipis, sementara kebutuhan hidup sehari-hari terus berjalan.
"Kami sudah berjuang selama dua tahun ini. Tapi tanpa penghasilan tetap, bagaimana kami bisa terus bertahan? Kami hanya ingin melihat anak kami kembali berdiri dan berjalan seperti dulu," ujar sang ibu, Andi Alda Hasmiralda, dengan mata berkaca-kaca.
Tak hanya kesehatan, pendidikan Rama juga terdampak. Ia kerap harus izin dari sekolah karena harus menjalani terapi dan pemeriksaan medis. Situasi ini semakin membuat sang ibu khawatir akan masa depan anaknya.
Sulaiman menegaskan bahwa kasus seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Ia meminta Presiden Prabowo Subianto, Bupati Maros, dan dinas terkait untuk segera turun tangan.
"Negara ini tidak boleh hanya hadir di atas kertas, tetapi juga harus nyata dalam tindakan. Jangan sampai birokrasi yang rumit justru menghambat akses kesehatan bagi rakyat kecil. Rama berhak mendapatkan perawatan terbaik agar bisa kembali menjalani hidup seperti anak-anak lainnya," ujar Sulaiman.
Ada Tiga Tuntutan untuk Pemerintah Yand disampaikan Sulaiman
1. Akses pengobatan terbaik untuk Rama dengan fasilitas yang memadai, tanpa harus menunggu administrasi yang berbelit.
2. Kemudahan layanan kesehatan bagi masyarakat kecil, khususnya anak-anak yang membutuhkan perawatan segera.
3. Jaminan pendidikan bagi Rama agar tetap bisa bersekolah tanpa terganggu oleh keterbatasan biaya dan waktu pengobatan.
"Kami tidak meminta belas kasihan, kami menuntut keadilan! Pemerintah harus hadir untuk rakyatnya. Jangan biarkan keluarga ini berjuang sendirian. Saatnya bertindak sebelum semuanya terlambat," pungkas Sulaiman.
Kasus yang dialami Rama hanyalah satu dari sekian banyak anak-anak yang menghadapi kendala serupa. Jika hari ini pemerintah tidak segera bertindak, berapa banyak lagi anak-anak yang akan mengalami nasib yang sama?
Pemerintah, bukalah mata, bukalah hati! Anak-anak adalah aset bangsa, bukan beban. Jangan biarkan impian mereka terhenti hanya karena keterbatasan ekonomi.
informasi Kontak:
📌 Nama Ibu: Andi Alda Hasmiralda
📌 Nama Anak: Andi Muhammad Al Alif Ramadhan (Rama)
📌 Nomor HP: 0823-3121-6767
📌 Alamat: Dusun Pammanjengan, Moncongloe Mas Blok E5/14, Desa Moncongloe, Kabupaten Maros
(Tim media)