Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Jumhur Hidayat (Dok. Istimewa).
Jakarta, Wartapembaruan.co.id - Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Jumhur Hidayat menilai tidak ada alasan bagi masyarakat untuk menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang termasuk Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Pasalnya, menurut Jumhur, program itu punya maksud baik untuk mencetak generasi unggul, baik secara fisik maupun intelektual.
"Prigram MBG ini adalah program luar biasa untuk menciptakan generasi yang cerdas, sehingga mereka tidak mudah terombang-ambing. Kemajuan sebuah bangsa mensyaratkan masyarakat yang cerdas," ujar Jumhur, saat mengunjungi Koperasi TKBM di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (20/2/2025).
Jumhur menuturkan, data rata-rata IQ masyarakat Indonesia saat ini masih 78,9 atau yang terendah di ASEAN. Fakta ini menunjukkan bahwa bangsa ini masih harus serius menghadapi masalah seperti stunting dan kekurangan gizi.
"Karena itu, niat menghadirkan makan siang gratis adalah niat yang mulia, dan manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan. Memberi makan kepada mereka yang lapar adalah tindakan mulia," tutur Jumhur, seraya menegaskan tidak ada alasan untuk menolak program MBG.
Namun, Jumhur menyebut tantangan terbesar terletak pada proses distribusi dan penyajian makanan hingga ke lokasi sekolah.
"Hambatan pasti ada, terutama dalam distribusi di lapangan. Yang lebih penting, jangan ada yang berani bermain-main atau melakukan korupsi dalam program ini," sebut Jumhur.
Jumhur menjelaskan, MBG bukan sekadar pemberian makanan bergizi gratis, tetapi juga berdampak pada pertumbuhan fisik dan intelektual anak bangsa. Selain itu, program ini turut meningkatkan perekonomian para petani, peternak, nelayan, dan pelaku usaha katering.
"Misalnya, saat ini Indonesia hanya mampu memproduksi 100 juta butir telur per hari, sementara jika program ini berjalan penuh, dibutuhkan 300 juta butir. Ini akan mendorong peternak untuk meningkatkan produksi," jelas Jumhur.
"Dampak ekonominya sangat besar, diperkirakan bisa mencapai Rp 500 triliun dan akan beredar luas di masyarakat, sehingga meningkatkan produktivitas secara keseluruhan," sambung Jumhur.
Untuk itu, Jumhur menyarankan agar organisasi serta lembaga kredibel seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, serta TNI-Polri turut serta dalam pelaksanaan program ini.
"Organisasi dan lembaga-lembaga itu lah yang memahami kondisi di lapangan. Karena itu, mari kita bersama-sama mengawal program makan siang gratis demi menciptakan generasi bangsa yang berprestasi, intelektual, dan mewujudkan visi Indonesia Emas," pungkas Jumhur Hidayat. (Azwar)