Iklan

Survey Vero : 72% Influencer SEA Terima Lebih Banyak Ajakan Kolaborasi Konten Berbayar dan Prediksi Akan Bertambah Di Tahun 2025

warta pembaruan
16 Januari 2025 | 10:53 AM WIB Last Updated 2025-01-16T03:53:55Z


Jakarta, Wartapembaruan.co.id
- Vero, sebuah perusahaan konsultasi komunikasi yang baru saja dinobatkan sebagai Influencer Marketing Agency of the Year oleh Campaign Asia, melakukan penelitian untuk memahami peran dan posisi influencer menjelang tahun 2025.

Hasil white paper terbaru ini berjudul “Impact, Engagement, and the Future of Influencer Marketing: Insights from Influencers” merangkum temuan utama dari survei terhadap hampir 150 influencer asal Indonesia, Thailand, Singapura, Filipina, dan Vietnam dengan beragam usia, pengalaman, niche, dan jumlah pengikut.

Mengingat bahwa saat ini, Influencer telah menjadi salah satu pemain utama yang mendominasi dunia pemasaran di Asia Tenggara. Namun, tidak semua strategi pemasaran influencer dari brand memberikan hasil yang optimal.

Pada dokumen ini, Vero menggali kondisi saat ini dan masa depan pemasaran influencer, temuan ini mengungkap hal-hal penting yang penting untuk diketahui brand tentang kebutuhan dan motivasi para influencer, serta cara terbaik untuk menjalin kerja sama dengan mereka demi menciptakan kampanye yang efektif di tahun 2025 dan seterusnya.

“Di dunia digital yang terus berkembang pesat, riset yang konsisten dan berkelanjutan menjadi kunci untuk memahami tren dan memanfaatkan perubahan di industri secara optimal,” ujar Adisty Primatya, Creative KOL Communications Senior Manager Vero, melalui siaran pers dari Vero PR, Kamis (16/1/2025).

“Survei ini mengulik kondisi terkini, potensi perubahan, dan strategi yang diadopsi oleh para influencer di kawasan ini, dengan tujuan memperkuat kolaborasi yang lebih efektif antara brand dan influencer.”

Pemasaran influencer diperkirakan akan terus berkembang dan menjadi semakin kompleks. Sebagai contoh, 72% influencer yang disurvei mengaku menerima lebih banyak ajakan kolaborasi konten berbayar tahun lalu, dan angka ini diprediksi akan terus meningkat tahun depan.


White paper ini memberikan pemahaman mendalam tentang cara membangun hubungan yang kuat antara influencer dan brand yang menjaga kepercayaan pengikut dan memperkuat koneksi antara brand dan audiensnya.

Berikut merupakan beberapa temuan utama dari survei Vero:

Dalam dunia digital yang terus berkembang pesat, storytelling telah menjadi pembeda utama bagi para influencer.

Menurut survei, 78% influencer aktif di Instagram, sementara 82% memanfaatkan TikTok sebagai platform utama atau sekunder untuk konten mereka.

Dengan semakin padatnya platform yang tersedia, hanya influencer yang mampu menyajikan konten menarik dan terhubung dengan audiens yang dapat menonjol.

Bahkan, 34% influencer menyebutkan bahwa storytelling merupakan aspek terpenting dalam pekerjaan mereka.

Di Indonesia, live streaming yang identik dengan metode interaktif, terbukti efektif dan sering digunakan untuk peluncuran produk, promosi, dan bahkan penjualan langsung.

Selain itu, konten yang digamifikasi, seperti kuis, juga sering digunakan untuk meningkatkan keterlibatan audiens, biasanya dengan tawaran hadiah atau diskon menarik.

Menjadi autentik adalah daya tarik utama bagi para influencer. Berdasarkan survei Vero, lebih dari setengah (58%) influencer menyatakan bahwa mereka lebih memilih untuk mempertahankan gaya pribadi mereka sambil menyelaraskan konten dengan pesan brand.

Mereka aktif berupaya agar setiap unggahan tetap mencerminkan persona dan keunikan mereka. Bahkan, 37% di antaranya lebih memilih untuk menolak tawaran kolaborasi jika ada perbedaan nilai dan pandangan dengan brand tersebut.

Menariknya, 38% influencer lainnya tetap terbuka untuk mengusulkan ide alternatif agar bisa menemukan kesepakatan yang sesuai dengan brand.

Di Indonesia, influencer secara strategis menyesuaikan konten mereka untuk meningkatkan keterlibatan audiens, dengan 32% fokus memahami audiens target dan 25% memanfaatkan topik yang sedang tren.

Oleh karena itu, pikiran terbuka dan komunikasi yang efektif sangat penting agar setiap kampanye dapat diterima dengan baik oleh audiens influencer.

Perkembangan influencer didorong oleh kebebasan kreatif.

Kurangnya kebebasan ini menjadi tantangan utama bagi 29% influencer di Asia Tenggara, bahkan mencapai 37% di Thailand.

Bagi influencer, kebebasan untuk berekspresi sangat penting, dan bagi brand, hal ini juga dapat memberikan dampak dan manfaat.

Tantangan terbesar yang kedua adalah ekspektasi yang tidak realistis (20%). Di Indonesia (19%), influencer juga sering terhambat oleh keterlambatan pembayaran.

Tantangan-tantangan ini mengindikasikan ruang bagi brand untuk memperkuat hubungan dengan influencer. Terlepas dari itu, influencer siap mencari solusi: 69% mengatakan bahwa komunikasi terbuka dengan brand meningkatkan rasa dihargai dan loyalitas mereka, sementara 38% bersedia menawarkan alternatif untuk mengatasi konflik yang dapat timbul.

Menjaga hubungan jangka panjang merupakan aspek yang krusial dalam kolaborasi dengan brand.

Meskipun banyak influencer, terutama di Indonesia (30%), mengharapkan kompensasi yang lebih tinggi, banyak juga yang memprioritaskan kesempatan untuk menjalin kemitraan jangka panjang dengan brand.

Menjaga kemitraan jangka panjang dengan influencer dapat memperkuat branding yang autentik dan memastikan pesan brand tetap konsisten dalam jangka waktu yang lebih lama.

Influencer akan lebih fokus pada komunitas, konten yang autentik, social commerce, dan kecerdasan buatan (AI) di tahun 2025.

Membangun komunitas yang solid lewat acara influencer (28%) dan kolaborasi dengan influencer lain (23%) akan jadi salah satu tren utama, bersama dengan meningkatnya perhatian pada keaslian (28%).

Banyak influencer juga sedang memantau perkembangan AI (36%) dan social commerce (33%) di kawasan ini, serta pengaruhnya terhadap dunia pemasaran influencer. Brand kini memiliki kesempatan besar untuk memimpin dan membentuk tren-tren baru ini ke depannya.

Kemitraan yang sukses antara influencer dan brand dimulai dengan menemukan kecocokan yang tepat.

Mencari pasangan yang tepat antara influencer dan brand adalah langkah pertama untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan.

Untuk itu, Vero menghadirkan TrueVibe, solusi pemasaran influencer berbasis data. Bagian dari InFluent, metodologi Vero, TrueVibe menilai influencer melalui enam kriteria: Jangkauan, Minat, Engagement (Interaksi), Kualitas Konten, Otoritas, dan Nilai, untuk memastikan kampanye yang lebih efektif dan saling menguntungkan.

Agar tetap unggul di tengah perkembangan lanskap digital, baik brand maupun influencer dituntut untuk tetap menjadi fleksibel dan terus mengikuti perkembangan tren serta pembaruan platform terbaru.

Adaptasi ini perlu mencerminkan nilai-nilai inti dari influencer dan brand, sehingga tetap autentik dan dapat memperkuat hubungan jangka panjang dengan audiens.

TENTANG VERO

Vero merupakan perusahaan konsultasi komunikasi yang telah meraih berbagai penghargaan, memberikan layanan konsultasi kepada sejumlah merek, perusahaan, dan organisasi nirlaba terkemuka di Asia Tenggara.

Vero merupakan perusahaan konsultan komunikasi yang telah meraih berbagai penghargaan dan memberikan layanan konsultasi kepada sejumlah brand, perusahaan, dan organisasi nirlaba terkemuka di seluruh Asia Tenggara.

Dengan sertifikasi B Corp di seluruh kantor regional dan penandatanganan Clean Creatives Pledge sejak 2022, Vero mengadopsi pendekatan progresif dalam bidang hubungan masyarakat dan influencer marketing dengan tujuan menciptakan dampak positif bagi klien serta masyarakat secara luas.

Tim Vero terdiri atas 260 profesional dengan keahlian di bidang hubungan masyarakat, sosial, digital, influencer, dan kreatif, yang tersebar di Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Myanmar.

Dengan beragam latar belakang, mereka membawa perspektif unik untuk menghasilkan publisitas yang berfokus pada teknologi digital, penyampaian cerita kreatif, dan keterlibatan stakeholder untuk menyampaikan pesan secara efektif. Vero juga mencakup beberapa unit dengan keahlian khusus, seperti Vero IQ, yang melakukan analisis dan memberikan insight berbasis data; VeroXperience, yang menangani event management dan brand activation; serta Vero Advocacy, yang memberikan konsultasi strategis untuk government relations.

Tercatat sebagai salah satu Global Top 250 Agencies oleh PRovoke Media dan peraih berbagai penghargaan, termasuk Southeast Asia Consultancy of the Year dan 2024 Influencer Marketing Agency of the Year dari Campaign Asia, Vero merancang strategi pemasaran dan komunikasi terpadu yang memberikan dampak signifikan pada ekosistem digital dan ekonomi yang berkembang pesat di kawasan ini. (Azwar)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Survey Vero : 72% Influencer SEA Terima Lebih Banyak Ajakan Kolaborasi Konten Berbayar dan Prediksi Akan Bertambah Di Tahun 2025

Trending Now

Iklan