Tandun(Bono Tapung), Wartapembaruan.co.id --Puluhan warga yang tergabung dalam nasabah Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) Primadona, Desa Bono Tapung, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), menuntut pengembalian dana tabungan yang selama ini telah mereka simpan. Hal ini terjadi karena dugaan penggelapan dana nasabah oleh pengurus Bumdes Primadona yang total nya tak main - main, yakni mencapai angka 2,3 miliar rupiah.
Tak adanya iktikad yang baik oleh pengurus Bumdes Primadona terkait transparansi keuangan dalam beberapa tahun terakhir, menambah keyakinan belasan nasabah yang terpaksa membuka permasalahan ini ke publik. Mereka yakin, keadaan keuangan Bumdes Primadona kacau balau dalam beberapa tahun terakhir, sehingga tidak pernah ada kejelasan terhadap para nasabah.
"Bahkan pengurus Bumdes Primadona jika ditanya soal uang warga, direktur Bumdes dan pengurus lainnya pasti menghindar. Kami mau narik uang dari Bumdes tidak pernah bisa, padahal warga tidak banyak yang minjam di sana. Usaha Bumdes tidak ada, bahkan usaha ternak ayam yang mereka klaim itu tidak benar. Menurut kami, itu fiktif, sebab, tidak terlihat ada usaha Bumdes Primadona soal ternak ayam maupun warga yang meminjam dana di sana," kata Arifin, salah satu nasabah kepada wartapembaruan.com, Jumat (3/1).
"Herannya, kemana uang warga itu? siapa yang bermain. Inilah yang menjadi tanda tanya besar kami puluhan warga. Kasian masyarakat ditipu begini, sebagian warga menabung di sana buat biaya mereka umroh, tabungan biaya anak mereka sekolah tapi pengurus Bumdes Primadona, malah tega - teganya menggelapkan uang puluhan warga itu. Saya juga punya tabungan di sana, uang saya gak bisa ditarik. Kata pengurus Bumdes uang tidak ada," imbuhnya.
Sodiah (49), juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap pengurus Bumdes Primadona. Sodiah melihat ada gelagat buruk yang diperlihatkan oleh pengurus Bumdes, termasuk direktur, Ratok Sudiarto. Bukan rahasia umum, menurut Sodiah dan nasabah lain, para pengurus Bumdes Primadona tampak hidup bermewah - mewahan, bahkan santer dikabarkan para pengurus akan pindah diduga menghindari tekanan warga.
"Apa yang dibicarakan mas Arifin tadi benar adanya, saya sendiri menabung dari Tahun 2006 - 2024, dan jumlah tabungan saya 120 juta. Saya dan beberapa warga lainnya hendak menarik uang, namun tak pernah ada, di situ kami sudah mulai curiga. Bahkan yang lebih anehnya lagi, ada sebagian warga tidak pernah menarik uang nya, malah tabungan mereka berkurang. Kan aneh, bagaimana mungkin bisa uang itu berkurang kalau tidak dilakukan oleh pengurus sendiri," lirih Sodiah yang merasa tertipu oleh Bumdes Primadona.
Atas dasar itu, maka puluhan warga yang tergabung dalam nasabah Bumdes Primadona berniat melaporkan masalah ini pada Aparat Penegak Hukum (APH). Bahkan, jika perlu, seluruh nasabah korban penipuan ini akan berdemo menuntut hak mereka dikembalikan oleh pengurus Bumdes Primadona. Keberadaan Kades Bono Tapung, Irianto, yang tak berpihak pada warga, sangat disayangkan. Bahkan, mereka menduga Irianto turut melindungi usaha penggelapan ini.
"Jika uang kami tidak dikembalikan, maka kami akan segera melaporkan hal ini dan kami minta aparat penegak hukum, baik Kepolisian dan Kejaksaan agar segera memeriksa Kades Irianto dan Direktur Bumdes beserta kroni nya. Kalau tidak, kami akan buat aksi yang cukup besar agar hak kami segera dikembalikan," ujar Arifin, sembari diamini oleh seluruh nasabah.
Berikut rincian beberapa warga selaku nasabah Bumdes Primadona Desa Bono Tapung
1. Nur Husnul Saidah (55) jumlah tabungan 50 juta
2. Ari Ashari atas nama (Nursinah) tanam saham sebesar 56 juta
3. Sodiah (49) jumlah tabungan 120 juta
4. Titin Susanti (40) jumlah tabungan 13 juta
5. Suryati (55) jumlah tabungan 12 juta
6. Sinta Lestari jumlah tabungan 54 juta
7. Asipa jumlah tabungan 20 juta
Dan masih banyak warga yang menjadi korban penggelapan uang simpan pinjam oleh pengurus Bumdes Primadona Desa Bono Tapung ini yang belum terungkap.(Affan)
