PEKANBARU, Wartapembaruan.co.id – Muhammad Juanda Sitorus, SH, MH, merasa heran dengan pemberitaan di media siber yang menyebutkan dirinya melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan modus bisnis travel mobil trayek Pekanbaru-Padang.
Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksaan Negeri (Kasi Pidum Kejari) Sijunjung, Sumatera Barat, itu menegaskan bahwasanya dirinya sama sekali tidak terlibat secara langsung untuk kegiatan operasional travel dimaksud.
“Awalnya, saya hanya memfasilitasi ponakan saya, Alfikar Firdaus Sirait, yang ingin berbisnis di bidang travel. Modal semua berasal dari abang saya, orangtua Alfikar. Saya pun membimbingnya,’’ tutur Juanda memulai perbincangannya dengan sejumlah media, di Pekanbaru, Selasa (7/1/2025) siang.
Jadi, sebut Juanda, pemberitaan yang menuduhnya pemilik perusahaan travel sekaligus pemodal dan sampai dituding melakukan TPPU adalah fitnah.
“Segala macam cara memfitnah saya. Jelas ini fitnah yang sangat kejam. Saya cuma memfasilitasi keponakan, karena di Pekanbaru saya adalah walinya,” ungkapnya.
Lebih lanjut Juanda mengatakan, ada video yang ditayangkan di TikTok oleh akun media bersangkutan tidak sepenuhnya seperti apa yang dilihat, karena sengaja dipotong-potong, tidak utuh.
“Saya meyakinkan bahwa ini adalah masalah urusan perdata dan mis komunikasi, dan bisa diselesaikan sepanjang masih ada itikad baik. Jangan dibuat menjadi panjang, nanti malah bisa menjadi masalah pidana,’’ tukas Juanda.
Hal itu perlu dia ingatkan, karena yang datang berhadapan dengan Alfikar saat itu adalah pihak ketiga yaitu debt collector; bukan pihak dari internal leasing tapi eksternal.
Dia mencoba baik-baik menyampaikannya, tapi malah waktu itu mereka tetap ngotot dan malah mengancam mencoba melaporkan keponakannya ke Polisi.
‘’Makanya, saya terpanggil untuk melakukan komunikasi dalam rangka membantu dan meluruskan masalah yang sedang dihadapi keponakan saya,” pungkas Juanda.
Penuhi Kewajiban
Dalam kesempatan sama, Alfikar Firdaus Sirait menambahkan, pendanaan untuk usaha travel itu sepenuhnya uang orang tuanya, dikarenakan ingin membuka usaha supaya lebih mandiri untuk bekal masa depannya dan kelak tidak bergantung dengan orang tua.
“Sebelum masuk ke perkuliahan, saya sudah ditawarkan oleh orang tua untuk dibukakan usaha atau melanjutkan pendidikan kuliah. Akhirnya, saya memilih kuliah sekaligus sambil belajar berbisnis,” sebutnya.
Dia juga menyampaikan keinginannya kepada pamannya, Muhammad Juanda Sitorus, sekaligus meminta pendapat tentang keinginan membuka bisnis travel dan mengatakan orang tuanya sudah menyetujui untuk membiayai bisnis tersebut.
Pada saat kuliah di semester III, keinginannya membuka bisnis travel kembali menggelora. Saat itu, dia tinggal dengan pamannya, Juanda dan istrinya di Pekanbaru.
“Dalam prosesnya, saya di-support, dibantu, dan dibimbing secara moril oleh om Juanda,” tutup Direktur CV Duta Jaya Star ini seraya menambahkan, kewajiban perusahaannya dengan leasing sudah diselesaikan. ***