Jakarta, Wartapembaruan.co.id - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Prof Yassierli mengungkapkan, jumlah angkatan kerja di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir dan puncaknya mencapai 4,4 juta pada 2024.
"Rata-rata angkatan kerja di Indonesia mencapai 3,3 juta per tahun selama delapan tahun terakhir. Bahkan, pada 2024 mencapai 4,4 juta jiwa," ungkap Yassierli, Jumat (10/1/25).
Yassierli mengatakan, saat ini tenaga kerja di tanah air masih didominasi oleh pekerja di sektor informal dengan tingkat pendidikannya yang rendah yakni setara sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP).
Lengkapnya, di sektor formal terdapat 55,10 persen kemudian 39,98 persen bekerja di sektor formal dan sisanya 4,91 persen terdata sebagai pengangguran.
Kemudian jika dilihat dari segi pendidikan, lulusan SD dan SMP masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 52,33 persen, SMK/SMA sederajat 34,81 persen dan 12,86 persen dari lulusan universitas atau diploma. Merujuk data itu, terdapat gap antara jumlah penduduk yang bekerja dengan angkatan kerja.
"Saat ini jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,5 juta jiwa dan angka ini akan terus bertambah apabila masyarakat khususnya mahasiswa tidak menyiapkan bekal setelah lulus," kata Yassierli.
Selain itu, menurut Yassierlj, dalam konteks human capital index Asean posisi Indonesia juga tergolong rendah dengan skor 0,540 atau berada di bawah rata-rata ASEAN. Indonesia masih tertinggal jauh dari Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand.
"Ini menjadi tantangan perguruan tinggi untuk memperbaiki angka-angka ini," pungkas Yassierli.