Muaro Jambi, wartapembaruan.co.id - Terjadi lagi, akibat kerusakan jalan yang disebabkan oleh aktivitas angkutan material proyek Tol yang melewati jalan lintas Nees-Simpang Sungai Duren, korbankan pedagang kecil.
Sebut saja Uli, bu Uli yang kesehariannya berjualan gorengan dan es dipinggir jalan lintas Nees-Simpang Sungai Duren sudah hampir satu Minggu tidak melakukan aktivitas berjualan, Rabu (8/1/2025).
Warga RT 04 Desa Simpang Sungai Duren ini enggan berjualan lagi lantaran jalan depan tempat usahanya jualan tersebut, becek oleh lumpur akibat hujan akhir-akhir ini. Dijelaskan Uli, pengendara seolah tidak mau berhenti di warung tempat usahanya lantaran lumpur dijalan sangat tebal sekali.
Dirinya terpaksa menutup warungnya dan memilih tidak berjualan lagi menjelang jalan lintas Nees-Simpang Sungai tersebut bagus lagi. Bu Uli juga menjelaskan jika selama adanya aktivitas angkutan material proyek Tol yang melintas dijalan lintas Ness-Simpang Sungai Duren tersebut, kerusakan jalan semakin hari semakin parah.
" Lihatlah sendiri kerusakannya semakin hari semakin bertambah, kalau panas berdebu, kalau hujan beceknya sulit untuk kemana-mana. Jangankan orang mau mampir ke warung saya, mau keluar ngantar anak sekolah bae rasanya sudah malas. Bosan sudah nyuci motor terus kalau begini keadaan jalan ini " ungkapnya.
Dirinya tidak sendiri, beberapa orang yang memiliki usaha dipinggir jalan lintas Nees-Simpang Sungai Duren ini juga mengeluhkan atas kerusakan jalan yang makin hari sepertinya makin tidak terkendali, pastinya jika cuaca panas debu bakal mengancam kesehatan masyarakat dan jika hujan makin berisiko bagi keselamatan pengendara, dan terlebih lagi usaha kecil milik masyarakat bakal gulung tikar.
" Ini bukti pak presiden, jangankan ganti rugi atau kompensasi dari pihak Tol, yang ada usaha kami bakal bangkrut kalau begini terus pak. Memang tidak punya hati nurani kontraktor proyek Tol ini, kerusakan jalan ini mereka lah biangnya " kesalnya.
" Tolong kami orang kecil ini pak presiden, proyek Tol dapat merampas penghasilan kami yang cuma bisa berjualan gorengan dan warung kecil-kecilan ini pak " keluhanya. (Hs-Tim)
