Jakarta, Wartapembaruan.co.id - Kamar Dagang dan Industri Jepang (JCCI) menyatakan permintaan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI) di Jepang terus meningkat, mengingat kebutuhan industri setempat akan pekerja berkualitas yang tetap tinggi.
Untuk itu, pemerintah Jepang berusaha sebanyak mungkin menyerap tenaga kerja Indonesia berkualitas tinggi.
“Di Jepang saat ini, tak hanya perusahaan besar saja, namun UKM (usaha kecil dan menengah) pun membutuhkan tenaga kerja. Ini menunjukkan permintaan untuk PMI yang terus tinggi,” ungkap Ketua JCCI Ken Kobayashi dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (24/1/2025) malam.
Menurut Kobayashi, profesi yang lumrah menjadi tujuan penempatan PMI adalah caregiver serta pekerja di sektor konstruksi dan infrastruktur di daerah Tohoku, Jepang timur.
"Peran PMI untuk memenuhi permintaan tenaga kerja di Jepang pun semakin penting. Apalagi dengan populasi Jepang yang mulai menua (ageing society-red), yang mengakibatkan kekurangan angkatan kerja," ujar Kobayashi.
Ketua JCCI pun mengharapkan supaya PMI yang ditempatkan di Jepang adalah pekerja-pekerja berkualitas tinggi yang siap bekerja, serta membantu memenuhi permintaan tenaga kerja di sana.
“Kami harapkan supaya PMI yang ditempatkan di Jepang dibekali dengan sangat baik sebelum berangkat supaya kualitas mereka meningkat dan mereka siap bekerja di Jepang,” ucaonya.
Kobayashi menyebut salah satu hambatan utama bagi PMI di Jepang adalah perbedaan bahasa dan kemampuan komunikasi, selain itu, masalah kebiasaan ataupun kesopanan sebagai faktor hambatan lain.
“Untuk mengatasi hambatan tersebut, terutama untuk kendala bahasa, kami mengakui bahwa kementerian terkait di Indonesia telah menyediakan fasilitas untuk menunjang kemampuan bahasa Jepang,” tambahnya.
Ketua JCCI mengaku, dalam kunjungannya ke Indonesia, delegasi JCCI pimpinannya telah bertemu Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding dan Menteri Ketenagakerjaan Yassierli dalam kesempatan berbeda. (Azwar)