Jakarta, Wartapembaruan.co.id - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menilai gelaran Naker Fest cukup efektif untuk mengkolaborasikan pemerintah dan mitra usaha/industri dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan ketenagakerjaan.
Untuk itu, ia merencanakan akan terus memasifkan pelaksanaan Naker Fest dengan menggandeng dunia usaha/dunia industri serta pemerintah daerah.
Yang terbaru, penyelenggaraan Naker Fest 2024 di BBPVP Semarang pada 30 November - 1 Desember 2024 mencakup bursa kerja atau Job Fair yang menghadirkan 28.000 lowongan kerja, dan juga dilakukan penandatanganan MoU antara Kemnaker dengan 18 Mitra Industri.
"Dalam rencana Kemnaker kita akan melaksanakan Naker Fest secara rutin," kata Yassierli dalam keterangan pers, Minggu (1/12/2024).
Yassierli meyakini hal tersebut menjadi peluang bagi mitra perusahaan dan pemda dengan Kemnaker untuk hadir duduk bersama.
"Bagaimana ke depan kita bersama-sama menyinergikan program kesempatan kerja, mengefektifkan program skilling, dan itu butuh support semua," ucap Yassierli.
Yassierli menambahkan, Naker Fest diselenggarakan sebagai platform kolaborasi dan inspirasi. Tujuannya untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan.
Selain itu, melalui platform tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya transformasi ketenagakerjaan di era digitalisasi dan transisi energi, serta memberikan ruang bagi inovasi, kreativitas, dan pemberdayaan tenaga kerja, khususnya generasi muda.
Menurut Yassierli, pelaksanaan Naker Fest dapat menjadi short term strategi penyelesaian permasalahan ketenagakerjaan yang berkaitan dengan masalah-masalah sektor ekonomi lainnya.
"Jadi Naker Fest dihadirkan sebagai titik temu dan diharapkan bagaimana kita merangkul industri, kita integrasikan program-programnya, ditambah support dari pemda," ujar Yassierli.
Selain masifikasi kolaborasi kerja melalui Naker Fest, kolaborasi Kemnaker dengan mitra industri dan pemda juga diperlukan untuk menghadapi 3 peluang sektor ketenagakerjaan yang akan membutuhkan banyak keterampilan.
Pertama, sektor pariwisata yang diprediksi akan terus berkembang, di mana sektor ini membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan hospitality. "Pemerintah telah menargetkan sekian banyak program yang membutuhkan keterampilan hospitality. Adapun salah satu skill yang dibutuhkan dalam hospitality ini adalah bahasa asing," kata Yassierli.
Kedua, sektor digital yang akan membuka peluang cukup besar untuk digital talent, baik yang bersifat hight skill maupun low skill.
Ketiga, sektor pertanian, di mana sektor pertanian menjadi salah satu prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Terlebih pada beberapa kesempatan Presiden Prabowo menyampaikan Indonesia harus mandiri pangan. Mandiri pangan artinya harus mampu menyiapkan supply pangan sendiri.
"Itu membutuhkan banyak tenaga kerja, dengan catatan tenaga kerja yang menguasai teknologi pertanian," pungkas Yassierli.