Kudus, Wartapembaruan.co.id - Menutup tahun 2024, Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) ke-13, Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin melakukan silaturahmi dan dakwah kebangsaan ke Semarang, Kendal, dan Kudus, Jawa Tengah, selama empat hari sejak Rabu, 25 Desember 2024 hingga Sabtu, 28 Desember 2024.
Kegiatan ini dilakukan untuk menguatkan semangat dan nilai-nilai kebangsaan sekaligus membangun kesadaran gerakan politik kiai. Sebelumnya dakwah kebangsaan juga dilakukan di Nusa Tenggara Barat selama tiga hari.
KH. Ma'ruf Amin berharap, dengan silaturrahmi ini dapat membangun kembali konektivitas dan sentralitas kiai se-Indonesia sebagai kekuatan utama dalam pembangunan bangsa.
"Ulama dan iiai harus mengambil peran sebagai penentu pengambilan kebijakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak boleh terpecah belah. Konektivitas antar ulama dan kiai harus kembali dikuatkan," kata KH. Ma'ruf Amin dalam acara Haul KH. Misbah di Semarang.
Kunjungan pertama di Semarang, KH. Ma'ruf singgah di Pondok Pesantren Tertua di Jawa Tengah Al-Ittihad yang sudah mencetak banyak kiai-kiai muda. Semangat kebangsaan kiai-kiai di Indonesia juga menjadi sesuatu yang perlu diperjuangkan kembali. Mengingat tantangan besar saat ini yang memasuki zamanul iltibas (post thruth) yakni kesamaran antara benar dan salah. Zaman global yang menghadirkan banyak distorsi. Bila tak diluruskan kebatilan yang berulang-ulang dan dibiarkan akan menjadi pembenaran. "Tugas ulama dan kiai sebagai warasatul anbiya tidaklah mudah. maka perlu adanya kesatuan antar kiai untuk merapatkan barisan," kata KH. Ma'ruf Amin.
Seperti pepatah yang mengatakan, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Karena itu konektivitas yang kuat akan terbentuk sentralitas kiai. Muaranya akan terbentuk suara yang sam dan fatwa yang seragam untuk menuntun umat serta bangsa ke jalan kebenaran.
Selain silaturahmi dan bertemu para kiai di Pondok Pesantren Al-Ittihad, KH. Ma'ruf juga menghadiri Rapat Pleno Pengurus Cabang (PC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, sekaligus memperingati Hari Ibu dan tasyakuran kantor baru. Selain, itu menghadiri halaqoh bersama Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Semarang dan Halaqoh Dewan Syuro PKB DPC Kendal, Jawa Tengah.
Dalam halaqoh KH. Ma'ruf Amin menyampaikan pentingnya membangun kembali gerakan politik kiai. Karena menurutnya, saat ini jiwa keagaaman dalam sistem perpolitikan para kiai di Indonesia makin melemah.
"Tugas kiai adalah memberikan sibghah robbaniyyah yakni warnanya Allah. Melalui da'wah, pendidikan, termasuk di dalamnya memberi arah politik kebangsaan. Tujuannya untuk menjadikan negeri ini rahmatan lil aalamin sesuai dengan ajaran Islam," KH. Ma'ruf Amin menegaskan.
KH. Ma'ruf juga menceritakan bahwa awal PKB didirikan untuk menjadi wadah gerakan politik kiai. Artinya, politik yang mengikuti kiai dan berdasarkan manhajnya kiai. Oleh karenanya peran kiai sangat penting dalam memberikan warna perpolitikan di Indonesia. Memperjuangkan kemaslahatan masyarakat, bangsa, dan negara. Mulai dari masalah sosial, ekonomi, stunting, kesehatan, hingga sosial budaya.
Selama kunjungan silaturrahmi itu, KH. Ma'ruf Amin juga melakukan ziarah ke beberapa tokoh besar. Seperti KH. Dimyati Rais, Habib Ja'far bin Muhammad al-Kaff, KHR. Asnawi, Nyai Hamdanah dan tentunya Sunan Kudus. Haul KHR Asnawi Kudus menjadi penutup agenda kunjungan silaturahmi KH. Ma'ruf Amin di Jawa Tengah.
Momentum penting mengenang kembali jasa dari tokoh besar masyarakat Kudus. Serta salah satu pendiri NU yang bergerak untuk menuntun masyarakat ke jalan yang benar, menyatukan para ulama, dan berjuang untuk kehidupan berbangsa Indonesia. "Haul KHR Asnawi yang bertemakan Hubbul Wathan bukan sebatas semboyan. Tapi, ini amanat untuk kita semua bersatu menjaga mistaqul wathani (kesepakatan kebangsaan) dengan tentunya melakukan jihan siyasiyah (jihad politik) untuk keutuhan, kedaulatan, kemakmuran, dan kesejahteraan bangsa dan negara. Kiai harus jadi fa'il (subyek), bukan maf'ul bih (obyek) dalam menentukan arah dan kebijakan bangsa yang kita cintai," KH. Ma'ruf Amin menegaskan. ***