Banten, Wartapembaruan.co.id ~ Ukuran keberhasilan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) serentak diberbagai daerah Indonesia (Provinsi, Kabupaten dan Kotamadya) minimal rakyat bisa mendapatkan pencerahan yang bisa meningkatkan kecerdasan politik sehingga tidak menjadi mangsa politik yang dapat menyesatkan untuk memasuki alam demokrasi yang semakin beradab. Karena itu guyuran sembako serta bingkisan saat serangan fajar dilakukan, cukup dihadapi dengan senyuman serta penerimaan dengan cara yang lebih baik dan bijak, tanpa perlu ditolak. Sebab tabiat keculasan serta kecurangan terlanjur menjadi watak bawaan dalam perkembangan demokrasi di Indonesia yang tidak sehat, Sabtu 23/11/24.
Oleh karena itu jurus terbaik untuk rakyat menghadapi budaya keculasan yang buruk itu, akan lebih bijak dan elegan bila memanfaatkan saja kelemahan dengan kelembutan -- semacam jurus taici -- yang menggunakan kekuatan dan kelemahan mereka yang culas, lantaran menganggap rakyat tidak bisa bersikap lebih bijak: menerima semua bentuk bingkisan itu dari manapun -- tetapi tetap teguh dalam menentukan pilihan calon kandidat terbaik yang dapat dipercaya hendak menjalankan amanah rakyat sesuai dengan aspirasi yang diinginkan oleh banyak orang untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama, bukan untuk dirinya sendiri atau sekedar melaksanakan tugas partai yang dia embang atau hanya ingin memperkaya dirinya sendiri bersama kroni-kroninya.
Jika dari pelaksanaan Pilkada serentak ini warga masyarakat tidak mendapatkan pelajaran yang baik tentang demokrasi -- bukan cuma sekedar formalitas pergantian kekuasaan belaka -- maka rakyat akan sangat dirugikan, baik dalam rincian ideal maupun dalam bentuk material yang terlanjur menjadi orientasi utama dalam perebutan kekuasaan yang tidak pernah mampu dipahami sebagai amanah, apalagi dalam konsepsi ibadah.
Secara umum konsepsi seorang pemimpin dalam semua tuntunan agama dari langit maupun yang lahir di bumi, sisok seorang pemimpin yang ideal itu adalah panutan, pelindung dan pengayom serta pelayan bagi warga masyarakat yang dis pimpin untuk menuju jalan yang baik dan benar, sehingga dapat membahagiakan dan menggembirakan, tak hendak membuat rakyat yang dipimpinnya menjadi susah. Maka itu -- jauh sebelum ditetapkan menjadi pemimpin, seseorang yang tampil dalam kontestasi Pilkada perlu dan patut diseleksi secara ketat untuk menjadi pilihan yang diunggulkan, sehingga benar-benar mumpuni dan amanah untuk mengemban amanah dan aspirasi rakyat banyak, bukan sekedar mewakili dirinya sendiri atau partai yang sudah menitipkan sejumlah pesan dan beban untuk dia usung selama berkuasa.
Padahal, hakekat seorang pemimpin itu bukankah penguasa, tetapi seseorang yang mengemban amanah rakyat dengan melakukannya dalam kesadaran sebagai ibadah dalam bentuk memberi pelayanan, perlindungan serta pengayoman yang menentramkan untuk menikmati rasa yang aman dan nyaman. Bila tidak, maka kerugian rakyat yang berada dibawah kekuasaannya akan menjadi sangat merugi atau bahkan celaka selama kekuasaannya berlangsung. Maka itu rakyat harus jeli dan cerdas menentukan pilihan terhadap pemimpin fi daerahnya masing-masing. Karena warga masyarakat daerah tersebut yang akan menanggung dera dan deritanya selama pejabat itu berkuasa, sementara rakyat di daerah lain akan ikut menanggung dampak buruk dari perilaku pejabat yang bersangkutan, karena tidak amanah dan tidak hendak menjalankan amanah dan aspirasi rakyat.
Atas dasar semua itulah, iming-iming, janji hingga berbagai bentuk dan model bingkisan yang ditebarkan untuk merayu kuta sebagai pemilik hak pilih dalam Pilkada patut dan perlu bersikap bijak untuk tetap teguh pada pilihan terbaik yang telah kita tentukan dengan penuh pertimbangan serta analisis sebisanya menentukan sosok pemimpin terbaik yang akan sangat menentukan masa depan kita bersama seluruh rakyat yang berada dalam wilayah atau daerah kekuasaan dari sosok pemimpin yang kita pilih itu. Karenanya, pilihan kita akan sangat menentukan masa depan kita pada Pilkada serentak yang akan segera dilakukan secara serentak -- besok -- 27 November 2024.
(Jacob Ereste)