Wartapembaruan.co.id ~ Uraian Denny JA tentang spiritual sungguh menarik dan mempesona. Dia mengatakan, setiap agama, jika diselami lebih dalam, menawarkan samudra spiritual yang kaya akan kebijaksanaan, kedamaian, dan pencerahan. Artinya, dia meyakinkan bahwa setiap agama yang ada mampu menghantar dan membekali pelaku spiritual yang serius dan sungguh-sungguh ingin mendekatkan diri kepada Tuhan sebagai pengirim ayat yang penuh petunjuk serta tuntunan langsung dari langit untuk bekal manusia di bumi.
Kecuali itu, samudra spiritual yang maha luas dan dalam jelas memberi peluang untuk diselami dengan asyik, sebagai perjalanan ziarah yang menawarkan banyak kebijaksanaan serta kedamaian yang akan membuka mata-hati tentang banyak hal yang tidak terlihat, tapi dapat dirasakan seperti ayat-ayat diri -- seperti dikatakan Sri Eko Sriyanto Galgendu setelah menapak rute spiritual hampir tiga puluh tahun sejak masih bermukim di Solo.
Dari berbagai sumber penelitian ungkap Denny JA, mendukung pentingnya spiritualitas dalam menjalani hidup agar lebih bermakna. Setidaknya, supaya hidup tidak hanya asyik dan suntuk terhadap hal-hal yang bersifat duniawi semata. Sebab di sana masih hidup dan kehidupan di alam akhirat. Dari berbagai studi The Journal of Positive Psychology Denny JA menyertakan kesaksian yang menunjukkan bahwa orang-orang yang merasa terhubung dengan spiritualitas lebih mungkin merasakan kebahagiaan yang mendalam dan mampu memaknai hidup dengan penuh optimisme.
Ia pun meyakinkan bahwa spiritualitas, baik yang mengakar pada agama atau ditekuni lewat refleksi batin di luar agama formal, mampu memberi landasan yang kokoh dalam menjalani kehidupan yang penuh tekanan.
Agaknya, dalam proses serupa itulah kesederhanaan dan kebersahajaan -- seperti yang juga tampak dari sosok seorang sufi -- selalu mengesankan ketenangan meski dalam takaran umum selalu tampak kekurangan, utamanya dalam hal finansial. Dalam konteks ini pun dapat segera dipahami bila kata kunci untuk spiritualitas adalah koneksi diri kepada sesuatu yang lebih besar dari sekedar kepentingan pribadi, seperti kebijakan, kemanusiaan, keadilan, kedudukan -- dan mungkin juga popularitas yang tidak diperlukan -- karena lebih mengutamakan kejujuran, keikhlasan dan sikap yang lebih bersifat ugahari.
Syahdan, kisah Denny JA, hasil riset dari University of Pennsylvania mengungkapkan meditasi dan refleksi spiritual dalam agama membantu meningkatkan fokus mental dan kesehatan fisik. Boleh jadi, karena itu pula orang yang terlibat dalam praktek serupa ini dilaporkan juga memiliki tingkat stres yang lebih rendah, serta peningkatan dalam kesehatan jantung dan sistem kekebalan tubuh yang menggembirakan. Sehingga dari beragam hasil penelitian itu juga membuktikan bahwa spiritualitas bukan cuma sekedar ritus, tetapi juga semacam komponen dari kesehatan secara menyeluruh.
Keyakinan terhadap manfaat laku spiritual yang serius dan tekun dikakukan, seperti halnya aktivitas menulis yang rutin san ajek dapat dipercaya sebagai therapy bagi ketahanan tubuh secara keseluruhan yang meliputi daya ingat -- agar tidak pikun -- serta menjaga takaran keseimbangan emosi agar tidak sampai berlebihan. Tentu saja, menjadi bagian dari upaya untuk mengontrol diri agar tetap dapat stabil dan seimbang.
Yang tidak kalah menarik, kemampuan dan kecerdasan spiritual dapat dipahami sebagai pengalaman batin yang mampu kecerdasan intelektual cakrawala agama yang lebih luas tidak berbatas. Karenanya, rambu peringatan keras yang terpasang, keyakinan dan kepercayaan tidak boleh diperdebatkan. Sebab mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW ke langit lapis ke tujuh, sukar untuk dihitung kecepatan perjalanannya dari bumi hingga kembali balik ke bumi hanya dalam tempo semalaman saja. Sementara para ahli fisika yang latah menghitung kecepatan perjalanan Nabi ke langit dan kembali lagi ke bumi, sungguh melebihi kecepatan cahaya, hingga sulit terbilang.
Begitulah misteri dan keunggulannya spiritualitas, hanya mungkin dimiliki sekedarnya saja bagi manusia untuk menjaga dan memelihara serta mengembangkan etika, moral dan akhlak supaya dapat lebih kuat bersemayam di dalam batin agar tak silau dengan sinar matahari pagi hingga sekejap berganti sore. Meski begitu, paparan Denny JA tentang spiritual yang sangat terkesan dari kajian filsafat, patut dipuji sejujurnya, karena sungguh mendorong percepatan gerakan kesadaran dan pemahaman spiritual yang telah hampir 10 tahun terakhir digagas dan terus di perjuangkan GMRI agar bangsa dan negara Indonesia bisa menjadi pelopor sekaligus pusat serta pengembangan untuk spiritual bagi semua bangsa di dunia.
Banten, 1 November 2024
Oleh: Jacob Ereste