Tandun, Wartapembaruan.co.id - Rembesan limbah PKS PT. Surya Sawit Mandiri (SSM) yang terjadi untuk kesekian kalinya yang menyebabkan pencemaran limbah di sekitar lokasi produksi perusahaan membuat sekelompok masyarakat Desa Koto Tandun harus gigit jari. Jangankan kompensasi, sampai saat ini tak ada iktikad baik pihak PT. SSM untuk turun dan melihat langsung korban terdampak pencemaran limbah tersebut.
Bukan tanpa alasan, kekesalan masyarakat terlihat, manakala kompensasi yang diberikan PT. SSM hanya satu kali, ditambah tak ada upaya perusahaan untuk melakukan perbaikan terhadap kolam IPAL yang mengakibatkan rembesan limbah PKS di sungai kecil yang secara tak langsung menjadi sumber kehidupan masyarakat desa.
Kepada awakmedia Jumat, (1/11), salah seorang masyarakat, Budi mengatakan, masih menunggu niat baik PT. SSM untuk datang dan turun melakukan dialog meyelesaikan persoalan yang terjadi. "Kami masih tunggu bang, sampai saat ini belum ada perwakilan PT. SSM yang turun melakukan dialog dengan masyarakat," tutur Budi.
Budi juga menambahkan, dalam hal ini posisi masyarakat sebagai pihak yang dirugikan sebagai korban dampak pencemaran lingkungan semakin tak menentu karena tak ada kejelasan sampai saat ini. "Dulu, beberapa bulan yang lalu, sempat ada kompensasi sembako berupa beras 5 kg dan uang 200 ribu," tambah Budi lagi.
Namun, lanjut Budi, bukan nya berkelanjutan, kompensasi tersebut hanya dilakukan satu kali, tanpa ada upaya perbaikan, dengan kondisi rembesan limbah PKS yang sama. Hal ini yang menjadi pemicu dugaan ada permainan antara PT. SSM dengan pihak lain yang memiliki kewenangan dan aturan perundang - undangan.
Ke depan, Budi bersama masyarakat Desa Koto Tandun lainnya berharap ada dialog dengan pihak PT. SSM agar menghasilkan kompensasi yang tak hanya satu kali, namun secara berkelanjutan, sampai rembesan limbah PKS yang menyebabkan pencemaran lingkungan dapat teratasi.
Di saat bersamaan, Humas PT. SSM, Toni Alexander saat dikonfirmasi, menyebutkan akan melakukan komunikasi dengan manajemen terlebih dahulu. "Akan kami bahas dengan manajemen lebih dahulu, untuk menetapkan langkah apa yang akan diambil untuk menyelesaikan persoalan agak tak berlarut - larut," ujar Toni.
Perihal polemik yang berkembang, Toni enggan berspekulasi dan hanya fokus menyelesaikan permasalah pencemaran limbah yang dialamatkan pada PT. SSM. "Kalau bisa jangan terlalu melebar dulu, kami fokus menyelesaikan persoalan ini secara bertahap agar seluruh permasalahan dapat terselesaikan," tutup Toni.(Affan)