Jambi, Wartapembaruan.co.id - Pada tanggal 14 Oktober 2024, Universitas Adiwangsa Jambi (UNAJA) melalui Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK) berhasil menyelenggarakan kegiatan bertajuk "Architech-Talk Batch One" dengan tema yang sangat relevan dan inovatif, yakni "Artificial Intelligence Versus Architecture". Kegiatan ini menjadi sebuah ruang diskusi dan pertukaran ide yang sangat penting, terutama dalam mengintegrasikan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dengan dunia arsitektur yang sedang berkembang pesat.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Adiwangsa Jambi, Bapak Dr. Seno Aji, S.Pd., M.Eng., Prac., yang dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga atas penyelenggaraan acara ini. Menurutnya, tema yang diusung sangat tepat untuk menjawab tantangan zaman, di mana perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan, sudah memasuki hampir semua sektor kehidupan, termasuk bidang arsitektur.
“Artificial Intelligence tidak lagi hanya berperan dalam dunia teknologi informasi, tapi kini mulai merambah ke berbagai disiplin ilmu, termasuk arsitektur. Oleh karena itu, mahasiswa kita perlu siap menghadapi perubahan ini dan mampu memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam dunia arsitektur dan teknik pada umumnya,” ujar Dr. Seno Aji dalam sambutannya.
Hadirnya Pakar dari Berbagai Universitas Ternama
Architech-Talk Batch One ini menghadirkan narasumber dari dua universitas ternama di Indonesia. Narasumber pertama adalah Bapak Dr. Al Busyra Fuadi, S.T., M.Sc. dari Universitas Bung Hatta yang memiliki pengalaman dan pengetahuan mendalam tentang penerapan kecerdasan buatan dalam dunia arsitektur. Narasumber kedua adalah Bapak Dr. Syafri Arlis, S.Kom., M.Kom. dari Universitas Putra Indonesia "YPTK" Padang, yang dikenal sebagai pakar dalam bidang teknologi informasi, khususnya kecerdasan buatan.
Kedua narasumber ini berbagi pengalaman dan wawasan mereka mengenai bagaimana kecerdasan buatan mulai diterapkan dalam perancangan arsitektur modern. Selain itu, mereka juga menjelaskan bagaimana mahasiswa dan praktisi arsitektur bisa memanfaatkan AI untuk mempermudah pekerjaan mereka, baik dalam desain, analisis bangunan, maupun efisiensi material.
Kegiatan ini dipandu oleh moderator yang berpengalaman, yaitu Ar. Denny Iwan Setyawan, S.T., M.T., seorang praktisi dan akademisi di bidang arsitektur, serta Bapak Ade Oktarino, S.Kom., M.S.I., dosen di Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNAJA. Kedua moderator ini berhasil memimpin jalannya diskusi dengan lancar, dan memastikan setiap sesi berjalan interaktif dengan melibatkan peserta yang hadir.
Antusiasme Peserta dari Berbagai Kalangan
Kegiatan Architech-Talk ini dihadiri oleh sekitar 150 peserta yang berasal dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, guru, serta siswa SMA, SMK, MA, Sederajat Provinsi Jambi. Turut hadir juga pakar dibidang ilmu komputer dan arsitektur yang tertarik dengan dunia arsitektur dan teknologi. Peserta datang tidak hanya dari UNAJA, tetapi juga dari sekolah-sekolah mitra dan universitas lain di sekitar Jambi. Kehadiran peserta yang beragam ini menunjukkan tingginya minat terhadap integrasi antara teknologi kecerdasan buatan dengan bidang arsitektur.
Acara ini juga dihadiri oleh para pimpinan di Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK) UNAJA, antara lain Dekan FTIK Ibu Brestina Gultom, S.Kom., M.S.I., Ketua Program Studi Arsitektur Bapak Soni Pratomo, M.T. , Ketua Program Studi Sistem Informasi Bapak Ahmad Ferdian Shobur, S.Kom., M.S.I., dan Ketua Program Studi Teknologi Informasi Bapak Imti Tsalil Amri, S.Kom., M.Kom. Kehadiran para pimpinan ini menunjukkan dukungan penuh dari FTIK dalam upaya mengembangkan kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan teknologi terkini, termasuk kecerdasan buatan.
Mengupas Tema "Artificial Intelligence Versus Architecture"
Tema yang diangkat dalam Architech-Talk Batch One kali ini, yakni "Artificial Intelligence Versus Architecture," sangat relevan dengan perkembangan teknologi masa kini. Dalam paparannya, narasumber pertama, Dr. Al Busyra Fuadi, S.T., M.Sc., menjelaskan bahwa kecerdasan buatan memiliki potensi besar dalam mengubah cara kerja arsitek di masa depan. Menurutnya, kecerdasan buatan mampu melakukan analisis data yang kompleks secara cepat, sehingga memudahkan arsitek dalam membuat keputusan terkait desain, struktur, dan material bangunan.
"Dengan adanya kecerdasan buatan, kita bisa menciptakan desain bangunan yang lebih efisien, baik dari segi waktu maupun biaya. AI bisa membantu arsitek untuk melakukan simulasi struktur bangunan, analisis iklim, hingga perhitungan material yang diperlukan secara lebih akurat," ungkap Dr. Al Busyra Fuadi.
Sementara itu, narasumber kedua, Dr. Syafri Arlis, S.Kom., M.Kom., lebih menekankan pada penerapan kecerdasan buatan di sektor teknologi informasi yang mendukung arsitektur. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bagaimana AI bisa dimanfaatkan dalam mengembangkan aplikasi-aplikasi yang membantu proses desain dan perencanaan bangunan, termasuk simulasi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) yang semakin banyak digunakan oleh arsitek modern.
Promosi Program Studi di FTIK UNAJA
Selain menjadi ajang diskusi ilmiah, kegiatan Architech-Talk Batch One ini juga dimanfaatkan oleh FTIK Universitas Adiwangsa Jambi untuk mempromosikan program studi yang ada di fakultas tersebut. Saat ini, FTIK UNAJA memiliki tiga program studi, yaitu Program Studi Arsitektur, Sistem Informasi, dan Teknologi Informasi. Ketiga program studi ini telah terakreditasi dengan predikat "Baik" oleh BAN-PT, dan universitas secara keseluruhan juga telah mendapatkan akreditasi "Baik Sekali."
Dalam sambutannya, Dekan FTIK, Ibu Brestina Gultom, S.Kom., M.S.I., menyampaikan bahwa FTIK UNAJA terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya dengan mengadakan kegiatan-kegiatan akademik yang melibatkan pakar dan praktisi di bidangnya. Ia juga berharap agar mahasiswa FTIK dapat terus mengembangkan diri dan memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar dari para ahli.
"Kegiatan seperti Architech-Talk ini adalah bagian dari komitmen kami untuk terus mengembangkan wawasan mahasiswa. Kami ingin mahasiswa FTIK siap menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks, terutama dengan adanya perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan," ujar Ibu Brestina.
Selain itu, para Ketua Program Studi di FTIK juga menyampaikan bahwa program studi yang mereka kelola terus berinovasi dalam kurikulum, sehingga mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri. Hal ini sejalan dengan visi Universitas Adiwangsa Jambi, yaitu Menjadi Applied Science And Socio-Technopreneurship University yang unggul, berdaya saing internasional, dan terpercaya.
Masa Depan FTIK dan Tantangan Dunia Kerja
Dengan adanya kegiatan seperti Architech-Talk ini, Universitas Adiwangsa Jambi, khususnya Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, semakin menunjukkan komitmennya dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan tinggi. Kecerdasan buatan dan teknologi informasi akan terus berkembang, dan FTIK UNAJA bertekad untuk mencetak lulusan yang siap bersaing di dunia kerja global.
Rektor UNAJA, Dr. Seno Aji, dalam penutupannya menekankan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi. "Kita tidak bisa menghindari perubahan. Satu-satunya cara adalah beradaptasi dan memanfaatkannya sebaik mungkin untuk kemajuan. UNAJA siap mendukung mahasiswa untuk menjadi generasi yang tidak hanya kompeten, tapi juga inovatif,"tutup Dr. Seno Aji.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, FTIK UNAJA berharap dapat terus menyelenggarakan program-program akademik dan ilmiah lainnya yang mampu menginspirasi mahasiswa serta masyarakat umum untuk terus belajar dan berkembang di era digital ini. Architech-Talk Batch One diharapkan menjadi langkah awal yang baik untuk menciptakan kolaborasi antara teknologi dan arsitektur yang lebih inovatif di masa mendatang. Untuk Kegiatan Architech-Talk Batch One ini pun tidak hanya akan di selenggarakan 1 kali saja, akan ada kegiatan Architech Talk Kedua dan seterusnya, maka dari itu nantikan terus kegiatan menarik yang diselenggarakan oleh FTIK di Univeristas Adiwangsa Jambi.