Jakarta, Wartapembaruan.co.id - Hari ini, Minggu 20 Oktober 2024, jam 10.00 dilaksanakan pelantikan dan pengangkatan sumpah Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada Pemilu 2024 untuk periode 2024-2029, yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dalam sidang Paripurna MPR RI, di Gedung Kura-Kura MPR.
Jokowi alias Mulyono sudah berakhir, sudah Game-over. Untuk memastikan Jokowi memang sudah selesai dan tidak cawe-cawe lagi, siang setelah pelantikan dilanjutkan acara perpisahan di Istana. Tidak berlama-lama Jokowi langsung pulang kampung ke Solo diantar oleh Presiden Prabowo Subianto melalui pangkalan udara Halim, dengan menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara.
Jokowi benar-benar pulang kampung tidak pura-pura atau basa basi, karena menggunakan 2 pesawat TNI. Pesawat yang satunya membawa barang-barang milik pribadi Jokowi.
Kita bisa menafsirkan banyak arti. Keputusan Presiden Prabowo mengantar Jokowi ke Halim, dapat dimaknai sebagai bentuk penghormatan Prabowo terhadap Jokowi, tapi juga dapat dimaknai agar Jokowi tetaplah di Solo tidak perlu lagi datang ke Jakarta, untuk cawe-cawe urusan pemerintahan yang sudah diurus oleh Prabowo.
Seingat saya, inilah pertama kali pergantian Presiden disertai proses cepat, Presiden yang digantikan langsung balik kanan ke kampung halaman. Atau mungkin saja, Jokowi adalah satu-satunya Presiden yang tidak punya rumah pribadi di Jakarta. Sehingga harus pulang langsung ke Solo.
Setelah 10 tahun berkuasa sebagai Presiden, dapat dipahami hari-hari kedepan ini akan terasa sekali sakitnya kehilangan kekuasaan yang hampir tidak terbatas. Walaupun tidak ada disebutkan mantan Presiden, tetapi disebut Presiden keberapa. Jokowi adalah Presiden ke-7.
Apakah Jokowi tenang mengakhiri kekuasaan?
Malam ini (minggu malam-red), mungkin Jokowi bisa tidur nyenyak. Karena kecapean seharian full action dalam proses pergantian kekuasaan, dan menyambut serta melayani para relawan yang mengelu-ngelu Jokowi dengan yel-yel “Terimakasih Pak Jokowi”.
Tapi, apakah hari-hari berikutnya Jokowi bisa istirahat tenang di rumahnya di Solo? Kalau kita cermati begitu gencarnya berbagai segmen masyarakat yang menginginkan Jokowi diadili, dan Gibran untuk diturunkan sebagai Wakil Presiden karena berbagai kasus antara lain kasus fufufafa, dikhawatirkan tidak bisa tidur nyenyak.
Kalau kita cermati Pidato Presiden Prabowo pada acara pelantikan dan pengambilan sumpah siang tadi, ada point yang menarik untuk memberantas korupsi, tidak mementingkan keluarga, sanak saudara, artinya beliau anti nepotisme. Teori ikan busuk dimulai dari kepala, sungguh suatu ungkapan yang sangat memukul bagi mereka sebagai pemimpin menjadi otak yang menyebabkan busuknya suatu bangsa.
Presiden adalah pemimpin dan penanggung jawab tertinggi di negeri ini. Berkuasa sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara. Dengan merujuk pada teori Ikan busuk dimulai dari kepala, dikhawatirkan posisi Jokowi kedepan ini tidak aman-aman saja. Tuntunan Jokowi bahkan dengan keluarga akan dituntut ke Pengadilan atas dosa-dosa yang dilakukannya selama 10 tahun, banyak diungkap oleh Media, termasuk ulasan Majalah Tempo, yang meginventarisasi 18 nawa dosa Jokowi. Jika gerakan meluas menuntut Jokowi, dan Gibran tentu akan menganggu situasi politik di awal Pemerintahan Prabowo.
Apakah Prabowo akan berdiam diri saja, dan menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum, atau melindungi Jokowi? Jika merujuk Pidato Presiden Prabowo yang begitu tegas soal pemberantasan korupsi dan harus menyelesaikannya dari Kepala yang “busuk”. Maka hal tersebut merupakan ujian pertama yang harus dapat dituntaskan Presiden Pranowo.
Efek Ikan Busuk
Dari sekitar 48 Kementerian yang bekerja di Kabinet Presiden Prabowo, mungkin sekitar 30-40% adalah mereka menteri seken. Menteri yang sebelumnya adalah juga sebagai Menteri Jokowi. Jika Jokowi berhadapan dengan hukum, tidak tertutup kemungkinan akan menyeret dan melibatkan para Menteri yang mengabdi kepada Jokowi. Hal inilah yang disebut efek ikan busuk.
Jika Presiden komit dengan sikap dan narasi dalam Pidatonya, dengan tegas mereka para Menteri maupun Wakil Menteri yang terlibat harus diamputasi. Sudah harus disiapkan kandidat-kabdidat lain yang lebih professional, dan tidak perlu terafiliasi dengan partai politik tertentu untuk sebagai penggantinya.
Presiden Prabowo sebaiknya menyediakan aquarium untuk tempat mereka-mereka yang professional dan berintegritas tinggi sebagai stok SDM dalam menjalankan nakhoda kapal Induk yang bernama Indonesia.
Bagaimana sebaiknya Jokowi bersikap?
Sebagai Presiden ke-7 Jokowi harus menghadapinya dan melawan semua tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepadanya. Khususnya terkait dengan kebijakan melalui Undang-Undang yang dibuat untuk kepentingan Jokowi dan keluarganya, melalui mekanisme control terhadap Ketua-Ketua Partai dan para Ketua Partai itu meremote anggotanya di Senayan untuk mengikuti keinginan Jokowi.
Jokowi harus mampu membantahnya di depan Pengadilan. Tampilkan bukti-bukti keberhasilannya, serta tantangan dan hambatan yang dihadapi dan sudah dapat diatasinya. Gunakan data-data yang riel, bukan sekedar data statistik yang tingkat akurasinya diragukan.
Jika tuduhan-tuduhan kelompok masyarakat itu tidak bisa dibantah sebut saja siapa yang juga ikut bertanggung jawab bahkan sebagai _think tank_ atas semua kebijakan yang dilakukan Presiden Jokowi. Hadapi dengan tegar dan sabar.
Terimalah semua resiko yang akan dihadapi. Atau jika tidak siap, diam-diam Jokowi dengan keluarga meninggalkan Indonesia, menetap di Singapura atau ke China. Pasti akan banyak pengusaha-pengusaha yang menolong Jokowi karena sudah banyak difasilitasikan Jokowi selama 10 tahun sebagai Presiden.
Bangsa ini adalah bangsa pemaaf. Mungkin jika sudah lama Jokowi menghilang dari tanah air, rakyat akan lupa. Pada saat masyarakat sudah lupa dan pelan-pelan memaafkan, mungkin bisa kembali ke tanah air, dan bertapa kembali di Solo. Tetapi jangan melarikan diri ke luar negeri. Karena hal tersebut tidak menyelesaikan masalah dan merepotkan Interpol. (Azwar)
Cibubur, 20 Oktober 2024