Pagar Alam, wartapembaruan.co.id - Tangan Gunarso meraih satu ranting batang kopi di kebun miliknya kemarin. Kebun ini terletak di Dusun Muara Siban Kelurahan Muara Siban Kecamatan Dempo Utara. “Lihat ini contohnya,”katanya sembari mengangkat sedikit ranting yang digelayuti buah kopi. “Ini hasil steak kopi bantuan dari Pak Wali Alpian dulu,”ucap petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Mangku Anom ini. “Saat ini sudah mulai membuahkan hasil,”ucapnya
Menurut Gunarso, sebelum kenal dengan steak, batang kopi miliknya berbuah biasa saja. Tak selebat seperti sekarang, ia berucap. Tapi dengan steak, kopi dapat berbuah berlipat-lipat. Tentu saja ia melanjutkan, dengan dibarengi dengan perawatan yang intensif. Maka baginya stek kopi telah ikut membantu kehidupannya. “Steak kopi ini sangat membantu kami para petani,”katanya. Karena itu ia menyampaikan terimakasih kepada Walikota Pagaralam Periode 2018-2023 yang telah membuat program steak kopi ini.
Steak kopi memang begitu familiar di tengah petani di Pagaralam. Nama lainnya adalah sambung pucuk. Sesuai namanya, teknik ini menyambung pucuk kopi dengan tunas unggul. Dalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun, tunas unggul ini akan berkembang dan berbuah lebat.
Teknik ini makin populer ketika Walikota Pagaralam H Alpian Maskoni SH MSi menjadikannya sebagai salah satu program unggulan. Program ini mulai direalisasikan pada 2019 lalu dan berlanjut hingga 2023. Penerimanya adalah petani yang tergabung dalam Poktan. Gunarso dengan Poktan Mangku Anomnya adalah salah satu penerima.
Bukan hanya Mangku Anom yang telah menerima manfaat program sambung pucuk ini. Poktan Nganggiran III di Dusun Karang Dalo Kelurahan Karang Dalo Kecamatan Dempo Tengah juga menerimanya. Poktan ini pun telah merasakan manfaat dari program ini. “Kami ucapkan terimakasih kepada Pak Wali Alpian Maskoni,”ujar Kuslan, salah seorang anggota Poktan Nganggiran III.
Hal yang sama juga di sampaikan oleh petani yang tergabung dalam Poktan Talang Nangke di Dusun Muara Siban. Lalu Poktan Seganti di Kelurahan Penjalang Kecamatan Dempo Selatan. Juga Kelompok Wanita Tani (KWT) Matahari Bersinar di Kelurahan Penjalang. “Semoga program ini berlanjut,”ucap salah seorang anggota KWT Matahari Bersinar.
Para petani kopi di dua dusun tersebut memang nampak puas dengan program sambung pucuk. Maka begitu mendengar Alpian maju lagi di Pilkada 2024, mereka kompak mendukung. Kak Pian-sapaan Alpian Maskoni- pun memastikan program ini berlanjut di periode kedua kepemimpinannya, kelak jika terpilih lagi. “Sambung pucuk ini akan kita optimalkan lagi,”ucapnya. “Kita ingin produktivitas kopi di kota ini terus meningkat sehingga petani pun dapat sejahtera,”tambahnya.
Dan momentum itu terjadi pada 2024. Harga kopi membumbung tinggi, hingga menyentuh harga Rp 70 ribu/Kg. Petani yang kopi berbuah lebat dengan steak kopi, seperti tertimpa durian runtuh. Buah kopi lebat harga mahal.
Kopi Adalah Kunci Program sambung pucuk sendiri merupakan hasil pengamatan Kak Pian di lapangan. Ia melihat bahwa mayoritas tanaman perkebunan di Pagaralam adalah kopi. Warga menjadikan kopi sebagai penopang utama kehidupan. “Petani kopi kita itu pekerja keras,”ucapnya. “Anak-anaknya disekolahkan tinggi-tinggi, biayanya dari kopi,”katanya lagi.
Persoalannya, produktivitas buah kopi kadangkala menurun. Steak kopi memang sudah dikenal lama, tapi belum banyak petani di Pagaralam yang menerapkannya. Bagi Kak Pian, pemerintah harus membantu. Maka begitu maju di Pilkada Pagaralam 2018 lalu, sambung pucuk alias steak kopi menjadi salah satu programnya di realisasikan “Sambung pucuk, sambung kehidupan dan bermanfaat bagi masyarakat banyak,”tuturnya.
(DMS)