Iklan

Studi Vero Ungkap Jurnalis Asia Tenggara Mengadopsi AI untuk Membuat Laporan dan Mencari Pelatihan Komprehensif

warta pembaruan
19 Agustus 2024 | 11:06 AM WIB Last Updated 2024-08-19T04:06:37Z


Jakarta, Wartapembaruan.co.id
- Seiring dengan perkembangan AI dalam dunia jurnalisme di Asia Tenggara, studi  terbaru Vero mengungkapkan bahwa para jurnalis semakin menyadari peran penting AI dalam pekerjaan mereka dan merasa perlu untuk memperdalam pemahaman mereka mengenai  teknologi ini.

Studi yang berjudul ‘AI and Journalism in Southeast Asia: A Survey of Opportunities and Challenges’ ini mengungkap  bagaimana AI mempengaruhi dan mengubah praktik jurnalisme di Asia Tenggara. Berdasarkan  pandangan  dari 75 jurnalis yang tersebar di Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

"Studi ini memberikan gambaran mendalam tentang dampak AI terhadap praktik jurnalisme," ungkap Raphael Lachkar, COO Vero, melalui siaran pers. Senin (19/7/2024).

Menurutnya, AI menghadirkan standar baru dalam mengumpulkan berita, menyampaikan cerita, dan mengakses informasi. "Pengaruh AI terhadap jurnalisme tidak sebatas pada otomatisasi; teknologi ini juga berperan penting dalam meningkatkan akurasi, kecepatan, dan membuat laporan yang lebih komprehensif," ujarnya.

“Sebagai pelopor dalam komunikasi dan teknologi, kami berkomitmen untuk memimpin perubahan  ini serta membantu klien dan mitra kami, tidak hanya untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi, tetapi juga mencapai kesuksesan di era yang semakin didorong oleh AI.” tambahnya.

Temuan Penting Hasil Survei: Menerapkan AI Lintas Batas

Di Indonesia dan Thailand, 95% jurnalis memiliki pemahaman yang mendalam tentang AI. Thailand juga menunjukkan tingkat adaptasi AI sebesar 95%, menandakan integrasi yang efektif dalam pekerjaan mereka.

Di Filipina, 90% jurnalis sudah mengenal AI, tetapi hanya 52% yang telah mengintegrasikannya ke dalam pekerjaan mereka. 

Di Vietnam, meskipun 78% jurnalis sudah familiar dengan AI, 100% menunjukkan sikap positif terhadap adaptasi dampak AI dalam pekerjaan mereka.

Lachkar mengatakan, para jurnalis menyampaikan kekhawatiran terhadap  AI, termasuk isu tata kelola, dampak terhadap tenaga kerja, dan masalah keamanan siber, terutama di Thailand, di mana ada kekhawatiran tentang ketergantungan berlebihan pada AI dapat mempengaruhi kualitas dan kepercayaan pada jurnalisme. "Di Vietnam, antusiasme terhadap AI disertai dengan perhatian yang mendalam terhadap privasi data dan tindakan keamanan yang ketat," kata Lachkar.

Oleh karena itu, kebutuhan akan pendidikan maupun pelatihan khusus tentang AI semakin jelas. Para jurnalis di seluruh kawasan sangat ingin memahami potensi AI secara komprehensif untuk membantu mereka agar tetap kompetitif dalam lanskap media digital yang terus berkembang.


Vero merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk mendukung integrasi AI yang positif:

Edukasi: Mengembangkan dan menyediakan program pelatihan khusus untuk memfasilitasi integrasi AI yang lancar dalam pekerjaan jurnalistik.

Mengakui: Mengatasi kekhawatiran jurnalis berpengalaman tentang dampak AI terhadap keamanan kerja, hak cipta, dan integritas jurnalisme.

Bersikap Transparan: Komunikasikan dengan jelas tentang fungsi dan batasan  AI untuk membangun kepercayaan dan mengelola ekspektasi.

Bertanggung Jawab: Pertahankan sistem dukungan yang kuat untuk mengatasi tantangan apa pun yang dihadirkan oleh AI, pastikan akuntabilitas dan penggunaan yang etis.

“Kami melihat white paper ini sebagai dorongan untuk  penelitian yang berkelanjutan dan keterlibatan lebih lanjut mengenai peran AI dalam meningkatkan praktik jurnalisme. Kami berharap studi ini dapat memastikan bahwa teknologi AI tidak hanya dapat mendukung kepentingan publik, namun juga mematuhi prinsip-prinsip dasar jurnalisme.” ujar Chatrine Siswoyo, Senior Advisor ASEAN Vero.

White paper tentang ‘AI dan Jurnalisme di Asia Tenggara’ dapat diunduh secara gratis di situs Vero. Dokumen ini dapat menjadi sumber informasi berharga bagi para profesional komunikasi dan media yang ingin memahami lanskap AI.

Vero merupakan konsultan komunikasi strategis yang telah meraih berbagai penghargaan, memberikan layanan konsultasi kepada sejumlah merek, perusahaan, dan organisasi nirlaba terkemuka di Asia Tenggara.

Dengan seluruh kantornya tersertifikasi B Corp dan telah menandatangani Pledge Clean Creative sejak 2022, Vero mengadopsi pendekatan progresif dalam bidang hubungan masyarakat dan pemasaran influencer. Tujuannya adalah untuk menciptakan perubahan yang berarti bagi klien dan masyarakat secara umum.

Tim Vero terdiri dari 260 profesional yang memiliki kepakaran di bidang hubungan masyarakat, sosial, digital, influencer, dan kreatif, yang tersebar di Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, dan juga Myanmar. Dengan beragam latar belakang ini, mereka membawa perspektif yang berbeda-beda dan unik untuk menghasilkan publisita yang berfokus pada teknologi digital, penyampaian cerita yang kreatif, dan stakeholder engagement untuk menyampaikan pesan. Ini melibatkan unit-unit terbaru, seperti Vero IQ yang melakukan analisis dan memberikan wawasan berbasis data, InFluent, metodologi analisis kampanye pemasaran influencer dan efektivitas kerja sama merek-influencer, VeroXperience yang menangani event management dan brand activation, serta Vero Advocacy yang memberikan konsultasi strategis terkait keterlibatan pemerintah.

Tercatat sebagai salah satu Global Top 250 Agencies oleh PRovoke Media dan meraih berbagai penghargaan Konsultan Tahunan Asia Tenggara, Vero merancang strategi pemasaran dan komunikasi terpadu yang memiliki dampak di ekosistem digital dan ekonomi yang berkembang pesat di kawasan ini. (Azwar)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Studi Vero Ungkap Jurnalis Asia Tenggara Mengadopsi AI untuk Membuat Laporan dan Mencari Pelatihan Komprehensif

Trending Now

Iklan