Jakarta, Wartapembaruan.co.id -- Pilkada Sumba Barat Daya semakin mendekati hari pencoblosan, dan para kandidat semakin gencar dalam upaya mereka untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat itu sendiri, kini semakin marak informasi yang saling menjelekkan satu sama lain untuk menjatuhkan lawan politik.
Namun, di tengah maraknya penggunaan media sosial, terlihat bahwa kompetisi ini tidak hanya berlangsung di panggung politik konvensional, tetapi juga di ranah digital yang penuh dengan dinamika dan tantangan baru yang akan dihadapi.
Martinus Jaha Bara S.Ap.,Cps, Direktur Utama dari media Portal Sumba, mengamati perubahan lanskap politik ini dengan cermat. Ia menyadari bahwa media sosial telah menjadi medan pertempuran baru bagi para calon pemimpin untuk memenangkan hati dan pikiran pemilih.
Namun, di balik potensi besar untuk menyampaikan pesan positif dan program-program yang membanggakan, ada juga risiko besar. Salah satu fenomena yang semakin meresahkan adalah penyebaran informasi yang tidak jelas dan serangan pribadi antar-kandidat.
Semakin banyak informasi palsu atau disinformasi yang disebarluaskan, semakin besar pula potensi untuk mempengaruhi opini publik secara tidak sehat.
Pengguna media sosial sering kali terjebak dalam lingkaran saling tuduh yang lebih menekankan pada kelemahan lawan daripada kelebihan yang menonjol dari masing-masing kandidat tersebut saat ini.
Pentingnya mendidik masyarakat tentang pentingnya memilah informasi yang benar dan kredibel menjadi semakin mendesak.
Martinus Jaha Bara, melalui media Portal Sumba yang dipimpinnya, berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi ini dengan menyediakan platform yang berimbang dan mendorong dialog yang produktif.
Menyoroti prestasi dan visi setiap kandidat, serta memastikan bahwa informasi yang disajikan adalah akurat dan berimbang, adalah langkah awal yang penting.
Selain itu, sebagai masyarakat yang cerdas dan kritis, kita semua memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya menjadi konsumen pasif dari informasi yang disajikan, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mempromosikan diskusi yang sehat dan substansial.
Memilih pemimpin bukan hanya tentang popularitas di media sosial, tetapi tentang rekam jejak, integritas, dan visi jangka panjang yang bisa membawa Sumba Barat Daya menuju masa depan yang lebih baik.
Pada akhirnya, Pilakda Sumba Barat Daya bukan hanya sekedar pesta demokrasi, tetapi juga ujian bagi kematangan politik dan sosial kita sebagai masyarakat.
Dengan bersama-sama memperkuat literasi digital dan kepedulian akan akurasi informasi, kita dapat memastikan bahwa setiap pemilih memiliki kesempatan yang adil untuk membuat keputusan yang cerdas dan bertanggung jawab.
Mari kita menjaga agar proses demokrasi ini tetap menjadi ajang untuk memperkuat, bukan memecah belah, dan untuk membangun, bukan menghancurkan.
Bersama-sama, kita bisa mewujudkan Pilkada Sumba Barat Daya yang berkualitas dan bermartabat. Hal ini disusun berdasarkan perhatian terhadap dinamika politik saat ini, serta pentingnya mengutamakan kepentingan masyarakat dalam setiap tahapan perpolitikan.
Penulis//MJB