Padang, Wartapembaruan.co.id – Pekebun sawit menjadi ujung tombak perkebunan dan lanskap bisnis kelapa sawit di Indonesia. Untuk mendorong kualitas produktivitas dan hasil perkebunan, kecapakan pekebun menjadi hal krusial. Mencapai hal tersebut, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian mengadakan Program Pengembangan Sumber
Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit. Melalui Data Rekomendasi Teknis, para
pekebun sawit di daerah penghasil sawit mendapat undangan untuk mendapatkan
pelatihan.
LPP Agro Nusantara sebagai salah satu penyelenggara pelatihan mengadakan Pelatihan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
Pelatihan ini diikuti 30 peserta yang berasal dari Kabupaten Pasaman Barat. Diadakan di Hotel Axana Padang, pelatihan ini berlangsung selama 6 hari.
Para peserta akan mendapatkan materi berupa pembelajaran teori di kelas misalnya mengenai Prinsip & Kriteria ISPO, Prosedur Sertifikasi, Legalitas Lahan dan Kebun,
Manajemen Kebun, Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan, dsb.
Peserta juga berkesempatan melaksanakan praktik di lapangan mengenai materi terkait dengan didampingi oleh pengajar dan narasumber yang berpengalaman dan kompeten di bidang tersebut.
Perwakilan Manajemen LPP Agro Nusantara, Dwi Aryani Suryaningrum, menambahkan
bahwa secara praktik berkebun, pekebun tentu sudah memiliki kemampuan yang biasanya diturunkan atau dilihat dari praktik pekebun lain, tetapi untuk mewujudkan Perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan membutuhkan dasar dan pengetahuan yang kuat dalam pengelolaan sebuah perkebunan.
“Tetapi praktik Perkebunan kelapa sawit yang sustainable belum tentu dimiliki. Praktik-praktik Perkebunan berkelanjutan inilah yang menjadi sasaran pelatihan ini. Supaya pekebun tidak hanya menjalankan kebiasaan, tapi memahami hal apa yang sebaiknya dilakukan untuk memaksimalkan hasil dan mewujudkan lingkungan Perkebunan yang baik serta Perkebunan kelapa sawit
yang berkelanjutan,” ujar Dwi Aryani.