Jakarta, Wartapembaruan.co.id --
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI melaksanakan kegiatan ini dalam upaya pembinaan dan pemberian pengakuan pada tenaga pariwisata profesional di bidang SPA, khususnya di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Industri SPA di Pulau Batam sangat berkembang pesat dan kembali berkembang setelah pandemi.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Pengarah LSP Parnasa Pariwisata Flores Annie Savitri di sela kegiatan sertifikasi. Menurutnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif memberikan perhatian khusus bagi tenaga profesi untuk mendapatkan pengakuan resmi berupa sertifikat kompetensi.
Direktur Standarisasi Kompetensi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif RI pada kegiatan ini diwakili Putut Setyo Baruno. Pelaksanaan kegiatan sertifikasi kompetensi ini, menurut Putut Setyo Baruno diharapkan dapat meningkatkan kualitas daya saing tenaga Pariwisata . “Ini juga menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas layanan Kepariwisataan dan produktivitas usaha pariwisata,” ujar Putut di sela kegiatan sertifikasi.
Ia juga menambahkan, pada tahun 2022 hingga 2023 dana fasilitas sertifikasi menggunakan biaya dari pihak World Bank atau Bank Dunia dengan rincian peserta mencapai 27.000 orang di 2022 dan 25.000 orang di 2023.
Para peserta yang mengikuti kegiatan ini terdiri dari karyawan di bidang Hotel dan restaurant, Kepemanduan, Biro Perjalanan Wisata, SPA dan MICE untuk fokus di daerah Danau Toba (Sumut), Yogyakarta dan Prambanan (BYP), Bromo Tengger (BTS), Mandalika, Labuan Bajo, dan Wakatobi.
Untuk tahun 2024 ini, lanjut Putut, Kemenpar RI keluar dari fokus tahun sebelumnya dan memprioritaskan di 3 Great (Jakarta, Bali, dan Batam), dan daerah yang belum mendapatkan fasilitas. “Namun hanya 1500 orang sehingga beruntung bagi mereka yang telah mendapatkan kesempatan dan manfaat dari kegiatan ini di tahun 2024 ini,” ujarnya.
Pada kegiatan sertifikasi kali ini Direktur LSP Parnasa Pariwisata FloreS Andi Tenri Duppawati mendatangkan langsung Dewan Pembina Annie Savitri selaku Master Asesor dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Master Asesor BNSP Annie Savitri didampingi empat orang tenaga Asesor kompetensi lainnya, yaitu Fransisca Sari D., Tuti Asih, Aulia Romadona, dan Yuni Aprilasari. Pelaksanaan sertifikasi ini dikoordinir langsung oleh Precilia Fredrica dan fokus pada skema Junior SPA Therapis. Sebanyak 50 orang peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari berbagai industri SPA di Pulau Batam.
Kegiatan ini juga mengundang dan melibatkan Pemerintah Daerah Kota Batam, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam, Ardiwinata yang turut serta membantu melakukan sosialisasi pendaftaran, serta memberikan dukungan moril kepada para profesional di bidang SPA dalam mengikuti kegiatan Sertifikasi kompetensi di Bidang SPA.
Tercatat lebih dari 100 peserta yang melakukan pendaftaran dari sekitar 10 industri. Namun dikarenakan quota sangat terbatas maka hanya sebanyak 50 orang peserta yang berhasil lolos seleksi berkas dan dinyatakan kelengkapan dokumen memenuhi persyaratan.
Peserta yang mengikuti sertifikasi ini ada yang berasal dari hasil pelatihan SPA dan ada juga yang sudah memiliki pengalaman teknis terapi SPA, atau bahkan pekerja mandiri.
Menarik untuk diketahui, bidang SPA ini telah memiliki 19 jabatan untuk teknis keahlian SPA terapis. Dan lebih dari 15 jabatan di Manajerial SPA bisa mengikuti sertifikasi. Sementara baru 1 (satu) keahlian atau jabatan Junior SPA Therapist yang ditawarkan pada kegiatan ini.
“Besar harapan kami dan teman-teman di Profesi SPA, pihak pemerintah dapat terus melakukan pembinaan melalui pelatihan dan sertifikasi bagi tenaga SPA terapis di Batam. Mengingat Batam merupakan pulau yang sangat dekat dengan negara tetangga dan banyak turis mancanegara yang datang ke kota Batam,” ujar Ketua LSP Parnasa Pariwisata Flores Andi Tenri Duppawati.
Pada kesempatan yang sama, Master Asesor Annie Savitri dalam kapasitas Anggota National Tourism Professional Board (NTPB), mengatakan, pihaknya sedang melakukan harmonisasi ASEAN untuk standar ASEAN bidang SPA. “Semoga akhir tahun atau tahun depan kita sudah memiliki standard ASEAN bidang SPA. Untuk itu kita perlu mempersiapkan dan melakukan upgrading pada tenaga profesional SPA sesuai standar ASEAN . Sehingga tenaga SPA terapis Indonesia tetap mampu bersaing dengan negara lain,” pungkas Annie Savitri. ***