Iklan

Presiden Partai Buruh Sesalkan Kebijakan Pemerintah untuk Impor Beras

warta pembaruan
18 Januari 2024 | 10:07 AM WIB Last Updated 2024-01-18T03:07:35Z


Jakarta, Wartapembaruan.co.id
- Buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) kembali akan melakukan aksi unjuk rasa ke kantor Kementerian Pertanian, di Jl. Harsono RM Dalam, Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan pada Jum’at, 19 Januari 2024 mendatang untuk menuntut Kedaulatan Pangan Indonesia Bebas Impor Beras.

Saat ini, Indonesia telah mengimpor 2 juta ton dan 1,5 juta ton beras sepanjang 2023, sehingga totalnya 3,5 juta ton. Penugasan impor diberikan Badan Pangan Nasional (National Food Agency) kepada Perum Bulog.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, mengatakan, kebijakan impor tersebut merupakan alternatif pahit yang harus ditempuh dalam kondisi penurunan produksi padi nasional akibat El Nino.

Dalam beberapa bulan terakhir pada 2023 lalu, dampak El Nino baru dirasakan dua hingga tiga bulan setelahnya. Penurunan produksi tersebut mengakibatkan terjadinya defisit bulanan neraca beras pada Januari dan Februari di 2024 ini.

“Import ini merupakan alternatif pahit, tapi harus kita lakukan. Kita sama-sama ketahui kondisi produksi padi nasional menurun akibat dampak climate change dan El Nino. Dampaknya kita rasakan beberapa bulan setelahnya, sehingga awal 2024 ini terjadi defisit bulanan neraca beras,” kata Arief dalam keterangan tertulis, Selasa (16/1/2024).

“Sesuai penugasan NFA kepada Bulog, Stok CBP (Cadangan Beras Pemerintah) yang ada di Perum Bulog minimal secured di angka 1 juta ton. Beras yang berasal dari importasi pun kita jadikan sebagai penguatan stok CBP,” tambah Arief.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Partai Buruh Said Iqbal, menyesalkan langkah pemerintah yang kembali melakukan impor beras. Keputusan impor merupakan buah dari buruknya pemerintah dalam menangani persoalan pangan, yang hampir setiap tahunnya selalu berulang, apalagi saat ini menjelang Pemilu.

“Impor pangan yang diputuskan merugikan petani, karena para petani di beberapa wilayah Indonesia masih memasuki masa panen raya padi. Meskipun ditujukan sebagai CBP dan untuk program bantuan sosial, namun impor beras dalam waktu dekat ini pasti berpengaruh, baik itu secara psikologis maupun langsung terhadap harga gabah di tingkat petani”, ucap Said Iqbal. 

Said Iqbal menuturkan, pemerintah seharusnya belajar dari kesalahan Surat Edaran Bapanas lalu, yang langsung berimplikasi pada penurunan harga gabah di tingkat petani. "Pemerintah terkesan mengambil jalan pintas dengan terus mengandalkan impor untuk mengatasi permasalahan pangan di Indonesia. Karenanya secara prinsip pemerintah semakin jauh dari kedaulatan pangan," tutur Said Iqbal.

Menurut Said Iqbal, Kedaulatan Pangan yang tercantum dalam UU 18/2012 tentang Pangan telah mengatur keharusan untuk mengutamakan produksi pangan dalam negeri, dan menjadikan impor sebagai alternatif terakhir. Oleh karena itu, Kedaulatan Pangan yang juga menjadi bagian utama dari 13 platform Partai Buruh seharusnya menjadi paradigma utama pembangunan pertanian di Indonesia.

“Kemudahan impor pangan akhir-akhir ini menunjukkan pemerintah secara nyata sudah menerapkan Perppu Cipta Kerja yang baru disetujui DPR. sama diketahui, Perppu Cipta Kerja mengubah isi pasal UU Pangan, sehingga impor pangan bisa dilakukan kapan saja,"  pungkas Said Iqbal. (Azwar)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Presiden Partai Buruh Sesalkan Kebijakan Pemerintah untuk Impor Beras

Trending Now

Iklan