Jakarta, Wartapembaruan.co.id - Pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 yang diikuti 3 (Tiga) pasangan sangat berbeda dengan Pilpres 2019 yang hanya diikuti dua pasangan calon, terutama, soal narasi yang dibangun saat kontestasi Pilpres.
Co captain Tim Pemenangan Nasional Anies Muhaimin (Amin), Jumhur Hidayat, mengatakan, latar belakang perbedaan dilihat dari tiga pasangan calon yang akan berkontestasi di Pilpres 2024.
Jumhur berkeyakinan, Pilpres 2024 akan lebih sejuk, dibandingkan tahun 2019 yang diwarnai narasi negatif dari dua kubu pendukung calon.
"Perbedaan pemilu sebelumnya atas dasar kebencian, cebong, kadrun, kampret memang beradu di bawah. Kemudian oligarki garuk sumber daya kita, itu enggak rasional," kata Jumhur dalam Launching dan Bedah Buku, yang berjudul "Menjemput Mandat Presiden, Anies adalah Kehendak Sejarah" di Posko Pejuang Amin, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/11/2023).
Pada Pilpres 2019 yang diikuti 2 (Dua) pasangan itu, para pendukung saling caci maki di media sosial hanya karena berbeda pilihan. Padahal, itu hal biasa dalam setiap kontestasi demokrasi.
Menurut Jumhur, kehadiran pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar jadi langkah nyata bagi rakyat untuk memikirkan nasib bangsa 5 hingga 10 tahun ke depan.
"Pilpres 2024 sekarang sekarang berubah gairahnya yang mengusung narasi keberlanjutan dan perubahan. Semua punya rasionalitas, karena rakyat yang menentukan," pungkas Jumhur Hidayat.
Dalam diskusi Launching dan Bedah Buku, yang berjudul "Menjemput Mandat Presiden, Anies adalah Kehendak Sejarah" ini turut hadir beberapa narasumber lainnya seperti Eggi Sudjana, dan Refly Harun. (Azwar)