Timika, Wartapembaruan.co.id - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo memacu perangkat daerah di Kabupaten Mimika agar meningkatkan kompetensi _soft skill_ untuk mengembangkan inovasi di wilayahnya. Pesan tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber dalam acara Sosialisasi Kebijakan Inovasi Daerah dan Teknik Pengukuran Indeks Inovasi Daerah (IID). Kegiatan tersebut diselenggerakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Mimika di Timika pada Jumat, 10 November 2023.
Dalam paparannya, Yusharto mengatakan sejumlah _soft skill_ yang harus dimiliki perangkat daerah di Kabupaten Mimika. Hal itu di antaranya memiliki kemampuan memecahkan masalah yang kompleks; dapat berpikir kritis dan kreatif; memiliki kemampuan koordinasi yang baik; pandai dalam bernegosiasi dengan memiliki kecerdasan emosional, sosial, spiritual, dan moral; serta berorientasi pada pelayanan hingga dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
Hal tersebut sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo agar setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) baik di tingkat pusat maupun daerah dapat berpikir adaptif, inovatif, dan mampu berkompetisi.
"Untuk itu, kita perlu memastikan SDM (Sumber Daya Manusia) yang kita punya memiliki _soft skill_ yang baik, agar kita bisa lebih kompetitif dalam berinovasi di waktu-waktu yang akan datang," jelas Yusharto.
Dia melanjutkan, inovasi kerap sulit dikembangkan di suatu daerah karena masih tingginya perangkat kerja yang mengutamakan unit kerjanya masing-masing. Padahal kolaborasi dalam berinovasi sangat dibutuhkan agar setiap pihak dapat melihat permasalahan yang dihadapi secara lebih luas dan kompleks.
"Saya khawatir budaya kerja silo ini, dapat berpengaruh buruk terhadap kualitas pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat," tambahnya.
Oleh karena itu, Yusharto mengimbau agar setiap perangkat daerah di Kabupaten Mimika dapat menggali sebanyak mungkin informasi mengenai inovasi daerah lain. Kemudian diamati dan replikasi inovasinya sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Mimika.
Dia mencontohkan, salah satu kepala daerah yang menyelesaikan permasalahan sampah dan stunting sekaligus dengan satu inovasi Segenggam Sampah Gawe Stunting (Gempa Genting). Inovasi tersebut, mewajibkan masyarakat membawa sekantong sampah organik dari rumah saat ingin mengakses layanan kesehatan di desa. Sampah tersebut diolah masyarakat di tingkat kelurahan atau desa hingga memunculkan maggot. Maggot itu kemudian menjadi pakan ikan lele yang nantinya dipanen untuk keluarga yang memiliki anak stunting.
"Satu tahun intervensinya sudah bisa menangani stunting 50 persen di daerah tersebut, ini kreatif sekali dapat dijadikan inspirasi yang tepat bagi Kabupaten Mimika agar lebih baik lagi dalam berinovasi terutama inovasi pelayanan publik," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Yusharto juga mengimbau agar setiap perangkat daerah di Kabupaten Mimika dapat berkolaborasi menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang menumbuhkan iklim inovasi di wilayahnya. "Mudah-mudahan ini bisa menjadi inspirasi, yang penting sudah ada yang mau memulai nanti bisa menyesuaikan. Semangat untuk Mimika, masalah yang kita selesaikan dengan cara yang berbeda dari tahun lalu ayo kita pikir jadikan sebagai cikal bakal inovasi di tempat bapak/ibu sekalian," pungkasnya.