Jakarta, Wartapembaruan.co.id - Era digitalisasi di dunia perbankan, akan memberikan dampak pada jabatan seperti teller dan front office. Namun, pada implementasinya, tidak serta merta dilakukan rekrutmen pada jenis jabatan teller dan front office, dan peningkatan rekrutmen pada jenis jabatan teknologi informasi.
“Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia usaha agar tetap selaras mengikuti perkembangan dan mampu meningkatkan SDM untuk industri masa depan. Industri perbankan harus menyiapkan diri menghadapi era digitaliasi agar dapt menjaga kualitas layanan nasabah dan mewujudkan iklim ketenagakerjaan yang kondusif,” jelas Menaker Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah saat menerima audiensi pengurus Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia di gedung Kemnaker, Jakarta, Senin (9/10/2023).
Menurutnya, digitalisasi merupakan sebuah keniscayaan bagi dunia usaha termasuk industri perbankan. Karena digitalisasi yang diterapkan secara berkelanjutan di industri perbankan dapat menjaga semangat peningkatan layanan bagi para nasabahnya.
“Peningkatan layanan tersebut selain didorong melalui pengelolaan manajemen perusahaan yang baik, juga harus didorong oleh hubungan kemitraan yang baik di perusahaan antara pengusaha dengan para pekerja/buruh,” ujarnya.
Dia juga memlroyeksikan, di era digilitasi ini, ada sekitar 23 juta pekerjaan akan hilang terdampak digitalisasi hingga 2030. Sehingga, tenaga kerja perlu program skiling, reskilling dan up-skilling.
“Meski ada 23 juta pekerjaan yang hilang, pemerintah juga memproyeksikan akan muncul 27-46 juta pekerjaan baru sebagai dampak digitalisasi hingga 2030,” pungkas Ida.