Iklan

Motivator Jamil Azzaini Mengisi Sesi Penghujung Rakornas Dukcapil Tahun 2023, di Palembang

warta pembaruan
27 Oktober 2023 | 4:51 PM WIB Last Updated 2023-10-27T09:51:59Z


Palembang, Wartapembaruan.co.id
- Indonesia negara kepulauan berpenduduk terbanyak nomor 4 di dunia. Sebagai instansi yang mengurus hajat hidup administrasi kependudukan, keberadaan Ditjen Dukcapil dinilai sangat strategis. 

"Indonesia berhasil atau tidak tergantung siapa? Jawablah: Saya!," seru motivator Jamil Azzaini yang mengisi sesi penghujung Rakornas Dukcapil Tahun 2023, di Palembang, Rabu (25/10/2023). 

Jamil menyebut, meski sangat esensial, namun tantangan Ditjen Dukcapil juga cukup berat. "Antara lain alokasi anggaran yang boleh jadi tidak merata, isu keamanan dan pemanfaatan data. Kalo dalam dunia bisnis siapa memegang data dia adalah raja. Maka Dukcapil adalah raja untuk Indonesia." 

Termasuk pembuatan NPWP tergantung pada Dukcapil, lanjut Jamil, Pemilu 2024 juga tergantung pada Dukcapil. "Kira-kira Pemilu 2024 berhasil tidak kalo Dukcapilnya bermasalah? Berarti Anda lah penentu suksesnya Pemilu 2024," klaim Jamil yang juga pengusaha sukses. 

Jamil menggambarkan suasana batin seseorang yang terbagi menjadi 4 kuadran. Yakni kuadran pertama, tidak bahagia dan tidak produktif. Kuadran kedua, bahagia tapi produktif. "Mungkin karena terus dikejar target oleh atasan." 

Kuadran ketiga, bahagia tapi tidak produktif. "Hepi tapi pekerjaannya nggak tuntas." 

Dan kuadran yang ke-4, pegawai yang bahagia sekaligus produktif. "Pertanyaannya, Anda semua termasuk berada di kuadran yang mana? Maka kita harus sepakat bahwa kita berada di kuadran yang keempat: Sudahlah bahagia sekaligus produktif," seru Jamil menghembuskan semangat. 

Selanjutnya Jamil membuka rahasia agar tetap bahagia dan produktif. Pertama, seseorang harus memiliki tujuan mulia (noble purpose) dalam bekerja. "Untuk apa saya bekerja di Dukcapil? Saya bekerja untuk menyiapkan data, karena dengan itu Indonesia bisa tumbuh lebih maju dan itu berbasis pada data." 

Alasan lainnya, bekerja itu ibadah bukan sekadar ingin dapat rupiah. "Pastikan kehadiran kita di Dukcapil memberi arti, dan membawa dampak positif. Bahwa saya bekerja menambah banyak manfaat bagi orang lain, dan itu untuk menabung bekal saya di akhirat." 

Kedua, menyelaraskan values diri dengan values organisasi. Jangan sampai values organisasi tidak nyambung dengan values diri. "Mengapa Emas harganya tidak berubah meski sudah masuk ke dalam comberan? Karena Emas punya values. Anda akan mahal kalau punya values." 

Sebagai pegawai di Ditjen Dukcapil Kemendagri pun kita punya values: ASN berAKHLAK. Yaitu, ASN yang Berorientasi pada pelayanan; Akuntabel; Kompeten; Harmonis; Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. 

Bahkan Dukcapil pun punya tagline PRIMA, yaitu: Profesional, Responsif, Inovatif, Melayani, dan Akuntabel. 

Kira-kira mana di antara yang 5 itu 'Gue Banget'? "Paling tidak, Anda punya 1 di antara yang 5 itu." 

Jamil menekankan, pastikan diri kita sebagai "Brand Ambassador" tagline PRIMA. 

Ketiga, perbanyak Tabung Epos. Apa itu Epos? Energi positif. 

Di dunia ini, lanjut Jamil, ada hukum kekekalan energi (HKE), yaitu energi yang tak akan pernah hilang, hanya berubah bentuk. "Implikasi HKE, apa yang Anda usahakan sama dengan apa yang Anda hasilkan. Kalau jumlah usaha kita 10, hasil usaha kita pasti 10."  

Namun bila usaha kita 100 tapi hasil hanya 10, jangan kecewa, kata Jamil. Sebab hasil usaha itu terdiri dari: Tabungan Energi (TE), plus hasil usaha yang tampak (HUT). 

Jamil juga menyampaikan, setiap orang itu unik punya kode frekuensi sendiri yang ada di tulang ekor manusia, atau disebut Ajbuz Dzanab (Relik). "Ternyata inilah 'black box' hitungan penyaluran energi manusia di dunia, yang menjamin bahwa energi yang dikeluarkan setiap orang akan kembali ke orang tersebut, dan tidak bakal tertukar." 

Tapi Jamil mengingatkan, TE itu ada yang positif ada yang negatif. "Kalau Anda korupsi, berarti Anda punya TE yang negatif, yang suatu saat berdampak negatif pada kehidupan Anda." 

Jamil menegaskan, kalau TE kita positif dampaknya pasti positif. Demikian pula sebaliknya, TE-nya negatif akibat yang pasti kita terima juga negatif. "Itulah jaminan keadilan dari Tuhan untuk kita semuanya." 

Jika Anda berprinsip 'kalau bisa dipersulit mengapa dipermudah' itu berarti mempersulit orang lain, dan Anda sedang menabung Eneg atau Energi Negatif. 

Bila sesuatu menimpa kita, kemungkinannya itu Pencairan Tabungan Energi atau 'Down Payment' balasan di dunia. 

Jadi, jelas Jamil, kalau ingin urusan lancar dan hidup dipenuhi keberuntungan, maka perbanyaklah Tabungan Epos kurangi Eneg. 

"Walhasil jadilah role model kebaikan, bekerja dengan PRIMA," demikian Jamil Azzaini memungkasi wejangannya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Motivator Jamil Azzaini Mengisi Sesi Penghujung Rakornas Dukcapil Tahun 2023, di Palembang

Trending Now

Iklan