Seoul, Wartapembaruan.co.id - Perwakilan Republik Indonesia (RI) di Korea Selatan, KBRI Seoul, membeberkan peluang kerja baru yang menjadi target penempatan Pekerja Migran Indonesia di Korea Selatan melalui skema Government to Government (G to G).
“Ada empat peluang kerja baru yaitu pada sektor shipbuilding construction, logistic, domestic worker, serta sektor manufaktur yang saat ini masih berjalan dan tetap harus dipertahankan,” beber Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto saat Courtesy Call dengan Kepala BP2MI, di KBRI Seoul, Korea Selatan, Selasa (10/10).
Selain itu, lanjut Dubes Gandi, ada peluang kerja baru lainnya yang juga berpotensi besar, melalui skema penempatan Private to Private (P to P), seperti jabatan caddy, electrician dalam membuat kapal, painters, dan pertanian (seasonal worker).
Menurut Dubes Gandi, ini dapat menjadi kesempatan yang baik bagi Calon Pekerja Migran Indonesia, selain sektor perikanan yang seringkali menimbulkan permasalahan, baik dari sisi hulu yaitu penyiapan kemampuan bahasa dan keahlian melaut yang kurang, maupun dari sisi hilir seperti aturan ketenagakerjaan di Korea Selatan serta pemberi kerja.
“Kami mengusulkan sebaiknya sektor perikanan ini ditutup sementara, mengingat permasalahan yang begitu banyak terjadi pada pekerja migran di sektor tersebut. Peluang-peluang kerja baru itu lah yang dapat ditawarkan sebagai alternatif bagi Pekerja Migran Indonesia, dan siap kami dorong ke depannya,” ujar Gandi.
Betdasarkan data KBRI Seoul, sebanyak 87% masalah Pekerja Migran Indonesia di Korea Selatan berasal dari sektor perikanan, seperti masalah kaburan, meninggal dunia, kecelakaan kerja, dan tidak dibayarkannya asuransi.
Atase Ketenagakerjaan KBRI Seoul, Yessi Kualasari, menambahkan, dalam waktu dekat ini, juga akan dibuka pilot project penempatan Pekerja Migran Indonesia di Korea Selatan untuk jabatan careworker melalui skema P to P. “Semoga ini dapat dimanfaatkan oleh Pekerja Migran Indonesia,” imbuhnya.
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, menyambut baik peluang-peluang kerja baru yang terbuka bagi Pekerja Migran Indonesia ini. Namun ia berharap, skema penempatan peluang kerja tersebut dapat diutamakan melalui skema G to G, agar lebih terjamin pelindungannya.
“Selain itu, BP2MI juga telah berpengalaman dalam penempatan Pekerja Migran Indonesia sektor kesehatan, seperti ke negara Jepang dan Jerman,” ucal Benny.
Terkait maraknya kasus Pekerja Migran Indonesia kaburan di Korea Selatan, Dubes Gandi mengharapkan Pekerja Migran Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan baik ini untuk dapat kembali ke tanah air, tanpa dikenakan denda penalti maupun di-blacklist oleh pemerintah Korea Selatan.
“Per September 2023, jumlah WNI di Korea Selatan sebanyak 55.991 orang, 11 ribuan di antaranya adalah pekerja migran ilegal atau sekitar 22%, di mana sektor perikanan menjadi penyumbang terbesar. Angka ini merupakan tertinggi di antara 16 negara pengirim lainnya, dan juga berdampak pada kuota penempatan Indonesia yang tidak sebesar negara lainnya. Untuk itu, kami berharap teman-teman pekerja migran dapat membantu dan mengikuti program pemulangan sukarela ini,” pinta Dubes Gandi.
Di akhir pertemuan, Benny mengucapkan terima kasih atas berbagai masukan pada kesempatan ini, karena saat ini BP2MI tengah serius dalam penguatan tata kelola penempatan dan perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
“Saya bersyukur bisa bertemu dengan Bapak Dubes yang sangat progresif ini, tentu ini ikut memberikan penguatan terhadap tata kelola,” pungkas Benny Rhamdani. (Humas/Azwar)