Miyagi, Wartapembaruan.co.id - Menurut prediksi di tahun 2025, Perfektur Miyagi akan membutuhkan tenaga kerja perawat, dimana populasi di Jepang semakin menipis. Data yang ada, sekitar 29,1% orang yang berumur 65 tahun ke atas di Perfektur Miyagi, akan membutuhkan perawatan yang intensif. Untuk itu, dibutuhkan pekerja sebagai Nursing Care untuk bekerja di sektor kesehatan.
Sebanyak 4.180 peluang kerja sebagai Nursing Care akan terbuka luas di Perfektur Miyagi, Jepang, bagi seluruh negara pengirim pekerja migran.
“Saat ini, sudah ada 500 orang yang bekerja sebagai Nursing Care di fasilitas-fasilitas yang ada di Miyagi. Namun jumlah tersebut masih terbilang sedikit. Untuk itu kita ingin meningkatkan penerimaan tenaga kerja di bidang tersebut, dan berharap bisa bekerjasama yang akan memberikan win win solution kepada kedua belah pihak,” ungkap Senior Assistant Director of International Affair Division of Miyagi Prefecture, Mr. Ishibashi.
Mr. Ishibashi menjelaskan, secara general, Perfektur Miyagi memiliki empat sistem pendukung untuk orang Indonesia yang tinggal di Perfektur Miyagi, pertama, program untuk menghubungkan antara perusahaan yang ada di Perfektur Miyagi dan tenaga kerja asing agar bisa bekerjasama. Contohnya dengan mengadakan seminar, mengadakan tur untuk berkunjung ke perusahaan-perusahaan, konsultasi dan juga networking agar bisa mempertemukan perusahaan dengan tenaga kerja asing. Kedua, pelatihan untuk pengalihan status residen dari magang menjadi Specified Skilled Worker (SSW), dengan memberikan seminar, bantuan biaya untuk pengalihan status, dan juga pelatihan bahasa.
Ketiga, pelatihan bahasa Jepang agar orang-orang yang tinggal di Perfektur Miyagi tidak mengalami kesulitan untuk kehidupan sehari-hari di Perfektur Miyagi. Keempat, jasa konsultasi bagi residen asing yang menyediakan konsultasi dalam 13 bahasa, termasuk bahasa Indonesia salah satunya.
Mr. Ishibasi menuturkan, Perfektur Miyagi menginginkan pekerja Nursing Care yang bisa langsung siap bekerja. Bbukan belajar sambil bekerja, seperti pekerja migran pada skema G to G yang harus melalui proses pelatihan bahasa selama 6 bulan di Indonesia dan 6 bulan di Jepang. Sehingga mereka berharap peluang kerja tersebut dapat diisi melalui skema SSW.
Namun, lanjut Mr. Ishibasi, karena saat ini ada perubahaan aturan tentang SSW dari Pemerintah Perfektur Miyagi, mereka masih menunggu informasi terkait perubahan tersebut. Untuk itu mereka perlu membicarakan terlebih dahulu dengan pihak Kementerian, mengenai prosedur dan waktu pelaksanaan perekrutan pekerja migran pada jabatan Nursing Care tersebut.
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, mengatakan, di tahun 2022 dan pada bulan Februari 2023 lalu, Pemerintah dan Parlemen dari Perfektur Miyagi pernah berkunjung ke kantor BP2MI.
Ia merasa senang karena kunjungan tersebut merupakan suatu kehormatan bagi BP2MI. Saat itu, BP2MI menjanjikan akan melakukan kunjungan balasan, dan hari ini adalah kunjungan balasan tersebut.
“Dalam pertemuan saat itu, kami membicarakan tentang upaya kerjasama dalam hal penempatan Pekerja Migran Indonesia. Jika Perfektur Miyagi membuka peluang kerja, kami sangat tertarik dan tentu ini akan menjadi peluang besar yang bisa dimanfaatkan. Karena Jepang adalah negara yang penting untuk menjadi tujuan penempatan Pekerja Migran Indonesia,” kata Benny saat beraudiensi dengan Pemerintah Perfektur Miyagi, di Miyagi, Kamis, (13/10/2023).
Benny menyambut baik dan berharap bisa secepatnya melakukan kerjasama dengan Perfektur Miyagi. Ia juga berharap, agar peluang kerja tersebut dapat dilakukan dengan mekanisme Government to Government (G to G) atau Government to Private (G to P), sehingga BP2MI dapat mengirim pekerja migran terbaik dari Indonesia. (Humas/Azwar)