Jakarta, Wartapembaruan.co.id - Kolaborasi akademik Perguruan Tinggi Indonesia dan Korea diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk peningkatan kapasitas SDM, pengkajian dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keteangakerjaan (Kemnaker) merespon positif kerja sama akademik antara perguruan tinggi Indonesia dan Korea, untuk memperluas jaringan keilmuan dan mempromosikan kerja sama akademik yang lebih erat.
"Saya berharap Nota Kesepahaman yang akan ditandatangani, dapat diimplementasikan dengan penuh komitmen oleh semua pihak sehingga dapat berjalan dan mulai operasional pada Tahun Akademik 2023," kata Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor, usai menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman 12 perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI Wilayah III, 6 perguruan tinggi wilayah X, dan 4 Perguruan Tinggi Korea di kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (20/9/2023).
Menurutnya, permasalahan dalam pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia pada saat ini adalah kualitas tenaga kerja dan bertambahnya pengangguran.
"Penyebabnya, jumlah tenaga kerja baru lulusan perguruan tinggi yang tidak seimbang dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia," ujarnya.
Data BPS Februari 2023, merilis jumlah pengangguran lulusan sarjana dan diploma berada di angka 12 persen (sekitar 958.800 orang) dari total jumlah pengangguran sebanyak 7,99 juta orang. Penyebabnya adalah tidak link match antara Perguruan Tinggi dengan Pasar Kerja.
"Kondisi ini menuntut para pihak pemangku kepentingan utamanya sektor pendidikan untuk bisa duduk bersama saling bersinergi dan berinovasi guna menekan angka pengangguran yang masih cukup tinggi," pungkasnya.