.jpg)
Labuhanbatu, Wartapembaruan.co.id -- Tentunya kita masih ingat dengan kejadian banjir bandang yang terjadi beberapa tahun yang lalu yang menimpa masyarakat Dilabura ( Labuhanbatu Utara ).
Banjir bandang menerjang Desa Hatapang, dan Desa Pematang di Kecamatan Na IX-X, Labuhanbatu Utara pada Minggu (29/12/2019).Tercatat ada 36 rumah hanyut dan rusak berat, dan lima orang dari satu keluarga hilang.
Banjir bandang penuh kayu dan batu besar tersebut merusak 2 jembatan besar di jalan kabupaten dan 4 titi di dusun yang memicu longsor sepanjang 100 meter dengan kedalaman 5 meter bahkan
Saat itu Bupati Labura Sampai menetapkan status darurat.
Saat dikonfirmasi Ketua Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abiyadi Siregar
Memberikan tanggapan saat awak media memberikan Vidio dan Fhoto investigasi, 81 / 8 /2023.
Memberikan tanggapan dan respon sebagai berikut :
1. Kalau benar Dinas Kehutanan sedang melakukan investigasi, tentu saja kita sangat dukung. Karena kita yakin investigasi itu bertujuan untuk menghentikan terjadinya pembalakan kayu dari hutan.
2. Kita tentu berharap, investigasi ini memiliki output. Dan, dalam rangka terwujudnya azas transparansi, Dinas Kehutanan mestinya dapat menjelaskan ke publik hasil investigasi tersebut.
Kita berharap, investigasi itu dapat mengungkap apakah sawmil itu memiliki izin resmi atau tidak? Lalu, apakah kayu kayu yang ada di sekitar sawmil itu hasil pembalakan liar atau tidak?
Lalu, harus ada tindaklankut berikutnya. Jangan hanya sebatas investigasi tapi tidak tau apa hasilnya.
Karena kami yakin, investigasi itu pasti menggunakan anggaran negara.
Saat dikonfirmasi awak media yang bernaung di organisasi FPII membenarkan kalau Fhoto dan Vidio itu benar dilokasi Sawmil yang berlokasi di Desa Simonis , Kecamatan Aek Natas , Kabupaten Labuhanbatu Utara 26 / 7 /2023 yang lalu dan tepatnya padaat saat itu juga benar kalau dinas kehutanan berada dilokasi Sawmil tutur dari beberapa awak media .
Namun sampai saat ini Dinas Kehutanan Provinsi Sumut belum dapat dikonfirmasi
Hingga berita ini disajikan ke Meja redaksi.
( Marhite Rajagukguk).
