Jakarta, Wartapembaruan.co.id -- Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) membangun kolaborasi riset bersama Tanoto Foundation untuk menurunkan angka stunting. Tanoto Foundation merupakan organisasi filantropi independen yang memiliki misi untuk mengembangkan individu dan memperbaiki taraf hidup melalui pendidikan berkualitas yang transformatif.
Dalam sambutannya, Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo mengatakan, perlu adanya kerja sama berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan stunting, termasuk melibatkan organisasi filantropi. "Permasalahan stunting ini sangat kompleks, tidak bisa hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat, atau pemerintah daerah semata tetapi harus melibatkan banyak pihak, termasuk melibatkan organisasi filantropi atau bentuk-bentuk lainya," ungkapnya saat memimpin Rapat Kerja Sama Bersama Tanoto Foundation di Ruang Kerja Kepala BSKDN pada Jumat, 18 Agustus 2023.
Yusharto melanjutkan, melalui kolaborasi riset tersebut BSKDN menargetkan penurunan angka stunting secara signifikan. Dia meyakini penurunan angka stunting menjadi salah satu tanda peningkatan kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik. Sementara itu, Yusharto menjelaskan ruang lingkup kerja sama dengan Tanoto Foundation tidak hanya meliputi kolaborasi riset.
Dia mengatakan, ke depan BSKDN dan Tanoto Foundation juga akan bekerja sama mengoptimalkan pemanfaatan data untuk mendukung peningkatan kualtias perumusan kebijakan. Lebih lanjut, Yusharto mengaku pihaknya akan memetakan ruang lingkup kerja sama secara lebih rinci melalui kesepakatan kerja sama. "Bukan hanya kolaborasi riset, bentuk-bentuk kerja sama lain akan segera kita lakukan, semoga bisa menjadi upaya yang efektif untuk menjawab berbagai tantangan yang ada saat ini," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut hadir Head of Strategic Planning and Partnership Tanoto Foundation Michael Susanto yang menerangkan strategi penurunan stunting yang pernah diupayakan pihaknya. Menurutnya, saat ini masih banyak program dan data stunting yang saling tumpang tindih, sehingga dibutuhkan koordinasi antar pihak terkait agar penanganan terhadap stunting lebih efektif. "Jadi pada waktu kami ke daerah untuk stunting intervensi kami adalah aksi convergensi manajemen program," pungkasnya.