Bogor, Wartapembaruan.co.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Lembaga Lansia Indonesia (LLI) Kota Bogor menggelar Puncak Hari Lanjut Usia (HLUN) tingkat Kota Bogor di Inti Farm Bogor, Kelurahan Sindangbarang, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Senin (24/7/2023).
Puncak HLUN Kota Bogor dihadiri Wali Kota Bogor, Bima Arya, serta tokoh dan pembina LLI yang juga Wali Kota Bogor periode 2004 -2013 Diani Budiarto dan diikuti oleh 500 peserta dari lanjut usia (lansia) di enam kecamatan dan berbagai organisasi dan juga para pelajar.
"Pemerintah kota harus memperhatikan lansia, pertama penghormatan, nyaah ka kolot (sayang kepada orangtua), hormat ka orang tua. Kedua adalah pemberdayaan. Ketiga adalah untuk pendidikan, karena usia adalah sumber kebijaksanaan, muda boleh punya kecerdasan, muda boleh punya tenaga, muda boleh punya semangat, tapi kebijaksanaan itu adalah lansia," kata Bima Arya dalam sambutannya.
Bima Arya pun menyampaikan, dirinya selalu senang dan bahagia bila bertemu para lansia, termasuk saat melaksanakan kunjungan kerja ke wilayah-wilayah.
Selain itu dirinya juga mendengarkan kisah anak-anak yang dirawat dan dibesarkan peserta didik dan tinggal bersama kakek neneknya karena keadaan dan situasi serta kondisi yang berbeda-beda.
Kepada Bima Arya, lansia yang hadir berusia 78 tahun, 81 tahun, 85 tahun dan 90 tahun menceritakan resep panjang umur, sehat dan energik yaitu tidak berfikir berbelit-belit, karena selalu berpikir positif, jangan marah-marah, rajin ibadah dan selalu bersyukur.
"Menjadi tua itu memang sebuah keharusan, keniscayaan, namun menjadi lansia yang sehat dan berdaya itu pilihan yang harus diperjuangkan," ucap Bima.
Rangkaian HLUN Kota Bogor diawali pada akhir Mei 2023 dengan seminar bersama stakeholder Pemkot Bogor, DPRD dan instansi swasta sebagai dialog power sharing dalam pemenuhan hak lansia. Sebelumnya, pada 19 Mei 2023 LLI melakukan monitoring pelayanan publik di Kota Bogor untuk melihat positioning layanan terhadap lansia.
Mendengarkan hasil monitoring, Bima Arya menyampaikan permohonan maaf jika belum maksimal dalam membuat lansia nyaman. "Saya minta maaf kalau ada kesalahan, ada hal-hal yang belum maksimal di Pemkot yang belum membuat semua lansia nyaman, baik fasilitas sehari-hari di pelayanan kesehatan. Insya Allah ini awal yang baik," tutur Bima.
Sementara Ketua LLI Kota Bogor, Aishah Wan Ganie mengatakan, monitoring pelayanan ramah lansia dilaksanakan di 18 unit atau instansi yang paling sering didatangi oleh Lansia.
"Iya, kita keliling satu-satu, kita lihat, kita ingin tahu positioning layanan publik ramah lansia sudah sampai mana di Kota Bogor. Dari 18 institusi ini yang paling banyak didatangi lansia yaitu kantor kelurahan, kemudian kami kejar pertama yang kami monitoring adalah kantor kelurahan, kemudian Puskesmas, rumah sakit, perbankan, mal, hotel, Taspen dan lainnya," kata Aishah.
Aishah menjelaskan, dari hasil monitoring LLI selama kurang lebih satu bulan, untuk Puskesmas pada umumnya semua puskesmas sudah memenuhi pelayanan ramah lansia dengan sangat baik, didukung dengan regulasi, proses pelayanan sudah tersistem dengan rapi, pelayanan one stop service dengan layanan nomor antrean prioritas, pendaftaran, pemeriksaan awal kesehatan lalu pemeriksaan oleh dokter sampai pemberian obat.
Untuk hasil monitoring kelurahan dari data LLI kelurahan, pada umumnya semua kelurahan sudah melaksanakan pelayanan publik ramah lansia dengan sangat baik, ada alur khusus prioritas untuk lansia, adanya layanan jemput bola dan layanan proaktif untuk lansia, adanya petugas khusus untuk melayani lansia, adanya sarana fisik yang mendukung dari ramah lansia dan lainnya.
Secara umum hasil monitoring menunjukkan layanan publik ramah lansia di Kota Bogor berada di tingkat Madya, sehingga dengan terus komitmen untuk memberikan pelayanan ramah lansia dan prasarana sarana ramah lansia maka bisa naik ke tingkat selanjutnya Pratama.
Dalam HLUN ini para pelayanan publik yang ramah lansia pun mendapatkan pelayanan, dan dilokasi yang sama Wali Kota Bogor juga menandatangani prasasti ringkasan pelayanan layanan masyarakat terintegrasi lansia atau pelayanan lansia terpadu tingkat RW.
Dalam memperjuangkan hak lansia dan menjalani tanggung jawab sebagai Lansia, LLI menekankan bahwa Lansia itu berperan bukan beban sehingga bisa berdaya.
Di Kota Bogor dari total lebih dari 1 juta penduduk, 10 persennya masuk ke dalam usia lanjut usia. Sebanyak 10 persen lansia dari total penduduk Kota Bogor, 90 persen lansia berada dalam kategori produktif.
Untuk itu lanjut Aushah, ia berharap lansia yang memiliki tanggung jawab memberikan nilai-nilai positif untuk mentransfer hal positif kepada generasi mendatang, bisa menjadi motivator dalam pencegahan stunting, ODF, hidup sehat dan sebagainya.
"Ini juga menjadi awal bahwa LLI akan roadshow untuk membicarakan isu kelanjut usiaan. Pak Diani sebagai tokoh masyarakat ini akan kami bawa juga, jadi kita akan mentransfer hal-hal positif kepada anak-anak," pungkas Aishah Wan Ganie. (Azwar)