Jakarta, Wartapembaruan.co.id - BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Salemba menyerahkan santunan dari program Jaminan Kematian (JKM) kepada ahli waris Almarhumah Nenny R, sebagai Pengurus RT 05 RW 02 Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat pada Kamis siang (13/07/2023).
Santunan JKM (Jaminan Kematian) senilai Rp42 juta tersebut secara simbolis diserahkan langsung oleh Kepala Kantor Cabang Jakarta Salemba Didin Haryono dan didampingi oleh Sekretaris Kelurahan Kwitang Yuni Nilogini di Kelurahan Kwitang sekaligus pada saaat kampanye Kerja Keras Bebas Cemas.
Dalam kesempatan tersebut Sekretaris Kelurahan Kwitang Yuni Nilogini menngucapkan terima kasih kepada BPJS Ketenagakerjaan Salemba yang te;ah membantu proses pencairan manfaat program jaminan kematiannya.
"Pastinya santunan ini akan memberikan banyak manfaat kepada ahli waris pengurus RT kami," kata Yuni.
Sementara itu Didin Haryono, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Salemba mengungkapkan, penyerahan santunan JKM yang bertepatan dengan kampanye Kerja Keras Bebas dapat menjadi edukasi bagi masyarakat akan manfaat keikutsertaan BPJS Ketenagakerjaan di Kelurahan Kwitang ini.
"Almarhumah Ibu Neni, sebagai pengurus RT maka didaftarkan melalui sektor Penerima Upah. Namun bapak/ibu yang hadir disini sebagai pekerja sektor informal dapat masuk di program BPU," ungkap Didin pada saat sosialisasi di depan Both Kerja Keras Bebas Cemas.
Didin menambahkan untuk mendaftarkan diri menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan bisa langsung di both pendaftaran kami. Iuran yang harus dibayarkan mulai dari sebesar Rp16.800/bulan.
Manfaat yang didapat oleh peserta BPJamsostek bila meninggal dunia biasa dikarenakan sakit atau usia sebesar Rp42 juta, bila meninggal disaat melaksanakan aktivitas pekerjaan maka santunan yang didapat adalah sebesar Rp72 juta ditambah dengan beasiswa pendidikan sampai jenjang kuliah.
"Kami mengucapkan terimakasih juga atas dukungan Kelurahan Kwitang dalam pelaksanaan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan turut menekan pertumbuhan angka kemiskinan ekstrim di Indonesia. Kerja Keras Bebas Cemas," tutup Didin Haryono. (Azwar)