Jakarta, Wartapembaruan.co.id - Pencegahan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) makin efektif dilakukan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Bahkan sebelum mereka diberangkatkan secara ilegal, deteksi dini dan upaya penyelamatan dilakukan pemerintah. Seperti yang dilakukan BP2MI, Rabu (31/5).
"Alhamdulillah petugas BP2MI berhasil mengamankan 24 Calon Pekerja Migran Indonesia, pada Rabu, 31 Mei 2023. Mereka digrebek di salah satu hotel wilayah Senen, Jakarta Pusat. Pencegahan terhadap Pekerja Migran Indonesia yang diberangkatkan unprosedural masif dilakukan BP2MI," kata Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, saat konferensi pers di kantor BP3MI DKI Jakarta, Kamis, (1/6/2023).
Benny menyebut pihaknya terus membuktikan komitmen bahwa pemerintah hadir untuk melindungi masyarakat, terlebih Pekerja Migran Indonesia. Bagi Benny, yang dilakukan BP2MI semata-mata karena komitmen pada kemanusiaan. Apalagi, perjuangan BP2MI telah mendapat atensi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
"Saya selalu terbuka, menyampaikan apa adanya. 24 calon Pekerja Migran Indonesia yang kita amankan dan diberikan pembinaan ini, akan menginap di Shelter BP2MI. Mereka akan dibina selama seminggu. Semua makan minum ditanggung pemerintah selama berada disini. Saya mau kita terbuka ke publik, bahwa mereka yang semuanya adalah ibu-ibu ini merupakan korban dari para calo, sindikat atau yang disebut mafia," ucap Benny.
Tidak hanya itu, Benny menyampaikan agar hukum tidak menyeret ikan teri atau mereka yang hanya operator lapangan. Melainkan harus menyeret para bandar. Selain itu, para korban ini sesuai identitas yang dihimpun BP2MI mereka tidak berasal dari satu daerah saja. Tapi, tersebar dari beberapa wilayah di Indonesia.
"Tak boleh hukum hanya menyeret ikan teri. Harus tegas dan hukum menyeret ikan kakap. Para penjahat, bandar harus ditangkap dan dimiskinkan. Saya katakan di hadapan Pak Presiden, aparat negara tidak diperkenankan, tidak ditakdirkan untuk duduk satu meja dengan para mafia dan sindikat. Artinya, hukum harus bekerja, dan apa yang disuarakan, diperjuangkan BP2MI mendapat respon positif dari Presiden dalam rapat terbatas pada, Selasa, 30 Mei 2023 kemarin," tutur Benny.
Calon korban ini merupakan mangsa sindikat. Yang diamankan, terdiri dari 11 orang dari Jawa Barat, 11 orang Nusa Tenggara Barat, 1 orang Banten, dan 1 orang lagi dari Banten. Saat digrebek, 24 orang calon Pekerja Migran Indonesia ini sedang menunggu proses medical check up. Mirisnya para korban ini mengaku telah diiming-imingi mendapatkan gaji yang fantastis. Dan seluruh proses berangkatnya ke Luar Negeri ditanggung calo.
"Para calon korban ini dijanjikan oleh calo untuk mendapatkan gaji 4,5 hingga 8 juta rupiah per bulan untuk bekerja ke Arab Saudi, Timur Tengah. Ada yang sudah diberikan uang fit. Mereka dilakukan pembinaan, dan akan diantar ke kampung halaman masing-masing dengan tanggungan BP2MI," ujar Benny.
Selain itu, Kepala BP2MI juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), khususnya terkait kejahatan terhadap Pekerja Migran Indonesia. BP2MI, tambah Benny, berharap para pelaku segera diungkap dan diproses hukum.
"Pesan saya masyarakat jangan tergiur dengan janji dan bujuk rayu para calo. Sesungguhnya, yang dilakukan calo sindikat dan mafia itu adalah untuk membodohi masyarakat. Dengan modus, hadir sebagai dermawan. Padahal sindikat ini bersikap jahat pada Pekerja Migran Indonesia. Saya sampaikan, BP2MI tetap konsisten memberantas sindikat. Karena hal ini mendapat perhatikan serius dari Presiden," pungkas Benny Rhamdani.
Dalam kesempatan ini, Kepala BP2MI didampingi Deputi Bidang Penempatan Dan Pelindungan Kawasan Amerika Dan Pasifik, Lasro Simbolon, serta Direktur Sistem dan Strategi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa Dan Timur Tengah, Abd. Ghofar. (Humas/Am/Azwar)