Jakarta, Wartapembaruan.co.id - Decision Support System (DSS) merupakan salah satu fungsi dari pengembangan Command Center yang tengah diusung Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Sistem informasi tersebut berperan untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis data.
Pesan itu disampaikan Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo saat memimpin Rapat Lanjutan Pembahasan Sistem Informasi Pendukung Tugas dan Fungsi (Tusi) BSKDN. Kegiatan tersebut berlangsung di Ruang Rapat Sadewa BSKDN pada Jumat, 19 Mei 2023.
Lebih lanjut Yusharto mengungkapkan sejumlah fungsi Command Center yang akan dikembangkan BSKDN. Fungsi tersebut meliputi pertama, sebagai media untuk melakukan _mining_ data guna mendukung proses pengambilan keputusan. "Fungsi yang kedua dari Command Center itu adalah memvisualisasikan semua output yang kita olah dengan menggunakan aplikasi yang kita gunakan saat ini," ujarnya.
Selanjutnya fungsi yang ketiga untuk membentuk DDS. Sistem informasi ini diyakini dapat membantu pemerintah dalam memecahkan masalah baik yang bersifat terstruktur maupun tidak terstruktur. Tidak hanya membentuk DDS, Command Center berfungsi untuk memonitoring kinerja di lingkungan internal BSKDN maupun kinerja pemerintah daerah.
Guna mewujudkan keempat fungsi tersebut, Yusharto mengajak seluruh jajarannya untuk mendata kembali seluruh sistem informasi yang dimiliki BSKDN. Pendataan tersebut untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi dalam pengembangan Command Center.
"Aplikasi yang Bapak/Ibu kelola namanya apa saja, mau mengumpulkan data apa saja, dalam bentuk apa saja, mana yang memakai video, mana yang hanya teks, mana yang pakai _picture_ itu beda-beda menjadi bebannya, kita hitung semua biar Ibu Sekretaris Badan bisa memperkirakan tambahan untuk kita bisa bekerja dengan lebih baik karena tuntutan tugas itu dapat dipenuhi oleh kantor," jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris BSKDN mengatakan keberadaan Command Center ke depannya diharapkan bisa mendukung tusi BSKDN secara optimal. Dirinya juga berharap sistem informasi yang akan dikembangkan BSKDN bukan aplikasi yang rumit dan sulit dipahami. Menurutnya, sistem informasi harus mudah dimengerti dan dapat dijalankan dengan baik oleh siapapun, sehingga manfaatnya dapat dirasakan tidak hanya oleh orang tertentu saja.
"Aplikasi itu bisa memberikan gambaran kepada pembacanya secara cepat dan mudah untuk memberikan analisa dan suatu kebijakan bagaimana seharusnya. Saya lebih pada implementasi dan orang yang mengawal kegiatan tersebut, aplikasi itu tidak perlu yang rumit dan canggih tapi sulit dijalankan, tapi kita butuh yang sederhana tapi kita bisa menjalankan dan mengawal itu dengan baik," pungkasnya.