Oleh: Andre Vincent Wenas
Opini, Wartapembaruan.co.id -- Banyak yang terheran-heran bahwa PDB per Kapita kita bakal tembus USD 5000 di tahun 2023 ini.
Menurut perhitungan BPS, tahun lalu (2022) dihitung berdasarkan atas dasar harga berlaku PDB mencapai Rp 19.588,4 triliun. Dibagi jumlah penduduk 275 juta orang lebih, maka PDB per kapitanya mencapai kisaran Rp 71 juta atau USD 4.783,9.
Lalu pada Januari 2023 Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas, Leo Putera Rinaldy, menghitung pendapatan per kapita Indonesia berpotensi berada di level USD 5.083.
Tak hanya pendapatan per kapita yang membaik, tapi juga diprediksi terjadi penurunan kesenjangan pendapatan.
Sekedar memberi gambaran tentang bagaimana menghitung Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Products (GDP) per Kapita.
Total PDB Indonesia tahun 2022 adalah Rp 19.588,4 triliun, dan total jumlah penduduk adalah 275.361.267. Maka PDB per kapita adalah Rp 19.588,4 triliun dibagi jumlah penduduk 275 juta jiwa itu, didapat angka sekitar Rp 71 juta, atau dalam USD 4.783,9.
Apakah ini ada peningkatan? Tentu saja ada peningkatan. Pertumbuhan PDB per kapita kita dalam 12 tahun terakhir adalah:
tahun 2011: USD 3.687, tahun 2012: USD 3.740, tahun 2013: USD 3.667, tahun 2014: USD 3.531, tahun 2015: USD 3.369, tahun 2016: USD 3.361, tahun 2017: USD 3.878, tahun 2018: USD 3.392, tahun 2019: USD 4.192, tahun 2020: USD 3.928, tahun 2021: USD 4,350, tahun 2022: USD 4.783. Diprediksi tahun 2023 bakal mencapai USD 5.083.
Tapi yang perlu juga diperhatikan adalah soal pemerataannya. Apakah distribusi kemakmuran itu sudah cukup merata, atau hanya segelintir orang saja yang menikmatinya? Bagaimana menghitungnya?
Soal pemerataan, atau pendistribusian kemakmuran ini dalam perhitungannya disebut dengan Rasio Gini. Semakin kecil angka rasionya, maka semakin baik pendistribusian kemakmuran ini.
Biro Pusat Statistik mencatat angka rasio gini kita dari tahun ke tahun. Dalam 12 tahun terakhir, angka rasio gini kita sebagai berikut: tahun 2011: 0,388, tahun 2012: 0,413, tahun 2013: 0,406, tahun 2014: 0,414, tahun 2015: 0,402, tahun 2016: 0,394, tahun 2017: 0,391, tahun 2018: 0,384, tahun 2019: 0,380, tahun 2020: 0,385, tahun 2021: 0,381, tahun 2022: 0,381.
Catatan: rasio gini ini bisa dipilah tentang rasio gini perkotaan dan pedesaan.
Soal PDB per kapita, bagaimana perbandingannya dengan beberapa negara tetangga?
Singapura: USD 82.794, Malaysia: USD 12.449, Brunei: USD 31.781, Kamboja: USD 1.647, Laos: USD 2.595, Thailand: USD 7.496, Filipina: USD 3.623, Vietnam: USD 3.716 , Myanmar: USD 1.446, Australia: USD 65.000, New Zealand: USD 48.668 .
Lalu soal rasio gini, bagaimana perbandingannya dengan beberapa negara tetangga?
Berdasar data https://worldpopulationreview.com/country-rankings/gini-coefficient-by-country (posisi koma bergeser): Singapura: 45,9, Malaysia: 41,1, Thailand: 34,9, Filipina: 42,3, Vietnam: 35,7, Myanmar, PNG: 41,9, Laos: 38,8 Australia: 34,4, New Zealand: 36,2.
Demikian sekilas mengenai pendapatan per kapita kita, distribusi atau pemerataannya serta perbandingannya dengan beberapa negara tetangga.
Kiranya bisa memberi sedikit gambaran, untuk melengkapi perspektif.
Jakarta, 24 Maret 2023
Andre Vincent Wenas, MM,MBA. Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.