Jakarta, www.wartapembaruan.co.id - Aksi unjukrasa kaum perempuan di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (8/3/2023) yang bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, salah satunya menuntut disahkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PRRT) dan mendesak agar Ketua DPR RI Puan Maharani menemui pengunjukrasa.Peserta unjukrasa antara lain membentangkan spanduk bertulisakan agar DPR RI segera mengesahkan RUU PRRT dan meminta Puan Maharani dan pimpinan DPR menemui mereka. Selain membentangkan spanduk, beberapa pengunjukrasa juga membawa perlengkapan rumah, yaitu centong dan panci.
Salah seorang pengunjukrasa dari Mahardika Perempuan menegaskan bahwa aksi yang bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional itu dilakukan bertujuan untuk mendesak DPR RI segera mengesahkan RUU PRRT.
"Kami bersama para PRT. Melukai PRT sama saja melukai kami,” katanya.
Beberapa lembaga juga ikut berunjukrasa, antara lain dari Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga atau Jala PRT. Unjukrasa diikuti lebih dari 500 orang yang berasal dari organisasi kaum perempuan nasional. Beberapa pengunjukrasa juga menampilkan aksi teatrikal dan secara bergantian berorasi untuk mendesak Pemerintah Indonesia dan DPR RI melindungi para pekerja rumah tangga.
Beberapa pengunjukrasa menyatakan bahwa selama ini pekerja rumah tangga rentan menjadi korban kekerasan fisik dan pelecehan oleh majikanya. Menurut data yang sudah tercatat, lebih dari 2.600 PRT menjadi korban kekerasan keluarga majikan.
Sebelumnya Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco menyatakan bahwa RUU PPRT akan ditindaklanjuti setelah selesai masa reses DPR pada 13 Maret 2023. Setelah reses berakhir, diharapkan akan ada agenda rapat pimpinan dan badan musyawarah untuk menindajlanjuti RUU tersebut. (ys_soel)
