Rembang, Wartapembaruan.co.id -- Menyikapi aksi kejadian di Sragen dan Boyolali, Jawa Tengah terkait mobilisasi massa perguruan silatPersaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang beredar luas melalui pesan Whatsapp Group (WAG), Kepolisian Sektor (Polsek) Kaliori, Rembang menggandeng Ketua Ranting PSHT menerbitkan himbauan dan pesan Kamtibmas untuk mencegah aksi tersebut, Minggu (5/2/2023) malam.
Kapolsek Kaliori, AKP Didik Dwi Susanto, SH. melalui Aipda Alif meminta Ketua PSHT Ranting Kaliori untuk membuat dan merilis video himbauan untuk tidak mengikuti aksi yang dapat menyebabkan kerugian banyak pihak dan gangguan kamtibmas itu. Aipda Alif datang bersama Briptu Deni di Pendopo Balai Desa Meteseh.
Dikatakannya, bahwa isu yang beredar tentang meninggalnya salah satu warga PSHT asal Karanganyar di Sragen, Jawa Tengah karena menjadi korban penabrakan, pengeroyokan dan pembacokan adalah tidak benar. Sesuai rilis Polres Sragen, warga yang PSHT tersebut meninggal dalam sebuah kecelakaan maut di jalan perkampungan Teguhjajar, Plumbungan, Karangmalang, Sragen, Kamis (2/2/2023).
" Sesuai rilis Polres Sragen (2/2), Polisi memastikan dari hasil olah TKP dan pemeriksaan, Kordiyanto (21) asal Dukuh Jengglong RT 01/02 Desa Bontar, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar itu dipastikan meninggal akibat tabrak lari, bukan karena pembacokan," kata Aipda Alif (5/2).
Sementara itu, Ketua PSHT Ranting Kaliori Cabang Rembang Pusat Madiun, Suminto dalam video unggahannya meminta dan menghimbau kepada seluruh warga PSHT di wilayahnya untuk tidak terprovokasi dengan kejadian seperti di Sragen dan Boyolali. Ia juga meminta kepada seluruh warganya untuk tetap 1 komando, jangan sampai ada pergerakan ke Sragen atau Solo Raya. Suminto menegaskan agar warganya tidak mengikuti aksi-aksi yang tidak jelas.
" Saya selaku Ketua PSHT Ranting Kaliori menghimbau; 1.) Warga PSHT Ranting Kaliori jangan terprovokasi dengan kejadian tersebut, 2.) Warga PSHT Ranting Kaliori tetap 1 komando, jangan ada pergerakan ke Sragen atau Solo Raya. Dan jangan ada ikut-ikutan yang tidak jelas," himbau Suminto dalam sebuah rilis video, Minggu (5/2) malam.
Sebelumnya, Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama melalui Kasi Humas Iptu Ari Pujiantoro mengatakan korban tewas di lokasi kejadian usai ditabrak mobil tak dikenal dari belakang.
Kecelakaan maut itu terjadi pukul 01.22 WIB. Kejadian bermula ketika korban dan rekannya itu berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Scoopy AD-2585-YP
Saat kejadian korban melaju dari arah Sragen kota kemudian menyeberang rel menuju ke selatan.
Lanjutnya, kasus sudah ditangani oleh unit laka Satlantas Polres Sragen.
" Bersamaan itu ada mobil tak dikenal berjalan searah dari arah barat ke timur dengan posisi Honda Scoopy di depan. Setelah dekat TKP, diduga pengemudi mobil tak dikenal berjalan kurang konsentrasi dan pada saat jarak sudah dekat pengemudi mobil tak bisa menguasai laju kendaraannya, hingga akhirnya menabrak Honda Scoopy. Setelah itu, mobil tak dikenal meninggalkan TKP," ungkapnya kepada wartawan, Kamis (2/2/2023).
Untuk korban bernama Topik mendapat perawatan dan hanya mengalami luka lecet di tangan dan kaki.
(M,Zaen/Red)