OPINI, Wartapenbaruan.co.id -- Mungkin sering terlintas di kepala kita masing-masing pertanyaan ini, mengapa aku berbeda? Mengapa aku tidak bisa seperti mereka? Mengapa aku selalu gagal? Apakah aku terlahir dan ditakdirkan untuk gagal?Percayalah sebenarnya tak ada satupun manusia di dunia ini yang hidupnya sama, setiap manusia itu unik dan memiliki jalan hidup yang berbeda-beda. Bahkan jari-jari tangan kita sendiri memiliki sidik jari yang tak sama antara satu dengan yang lainnya, lalu mengapa kita harus berpikir untuk memiliki kehidupan yang sama dengan mereka di luar sana.
Albert Einstein pernah mengatakan “Semua orang itu jenius. Tapi jika Anda menilai seekor ikan dari kemampuannya memanjat pohon, ia akan menjalani hidupnya dengan percaya bahwa dia itu bodoh.” Dari hal ini kita dapat mengambil pelajaran sejatinya semua orang itu memiliki kemampuannya masing-masing, tak mesti sama tapi fokuslah pada kelebihan yang kita miliki.
Pada tulisan ini saya mencoba memberikan sedikit solusi untuk menghilangkan pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya membuat kita semakin tidak bisa berkembang dan selalu menjadikan keberhasilan orang lain sebagai tolak ukur kebahagian kita dalam kehidupan.
MULAILAH MENCARI JATI DIRI
Kebanyakan kita dalam hidup ini belum mengenal siapa diri kita sendiri? Siapa aku sebenarnya? Mulailah sering bertanya pada diri sendiri untuk mengenal diri kita yang sebenarnya. Ketika kita sudah menemukan diri kita yang sebenarnya maka kita akan fokus pada apa yang kita miliki, selalu bersyukur dalam menjalani hidup.
APA YANG DILIHAT BELUM TENTU BENAR
Terkadang kita hanya melihat dari luarnya saja tapi tak pernah mencari tau apakah itu benar? Pada era sekarang banyak hal yang membuat mental kita menjadi down atau jatuh seperti mereka yang sering berbagi kebahagian, bisa mencicipi makanan mewah, bisa berkeliling kemanapun di media sosial, padahal kita tak mengetahui dibalik postingan tersebut menyimpan sebuah sedih, tangis yang mereka alami. Jadi mulailah untuk selalu kritis dan tidak terlalu cepat terhadap apa yang kita lihat, apa yang kita dengar bisa jadi itu bukanlah yang sebenarnya.
MASALAH ITU ADALAH ANUGERAH
Dalam hidup ini masalah yang kita hadapi adalah sebuah ujian dalam diri kita, yakinlah setelah kita berhasil melewati masalah-masalah yang kita hadapi pasti ada suatu pembelajaran yang kita dapat. Masalah itu anugerah karena sebenarnya kita sedang diberi jalan untuk meningkatkan kualitas diri dan lebih siap lagi dalam menjalani kehidupan kedepannya.
MASALAH SETIAP ORANG ITU BERBEDA
Sama halnya dengan sebuah kebahagian masalah yang kita hadapi di dunia tak pernah sama, karena masalah itu hadir pada diri kita sejatinya karena kita yang siap dan kuat dalam menghadapinya. Jadi kita tinggal memilih menghadapinya atau tetap terpuruk dan menyerah pada keadaan yang terjadi.
TIDAK TAU DAN TIDAK MAU CARI TAU
Sesekali tidak mengapa menjadi orang yang bodoh amat terhadap sesuatu, terkadang hal seperti ini perlu bukan karena kita orang tidak peduli akan tetapi kita menjaga kesehatan mental kita. Jangan pernah mencari tau yang sebenarnya bukan urusan kita, bukankah sebenarnya tujuan hidup kita adalah mencari ketenangan, maka berhenti lah untuk selalu tau dan harus mencari tau.
BAHAGIA MU TERLETAK PADA DIRIMU
Sadari dan mulailah tanamkan dalam diri kita bahwa kebahagian kita sebenarnya ada pada diri kita sendiri. Bagaimana bisa kita menjadikan tolak ukur kebahagian kita kepada orang lain sementara mereka sendiri belum tentu bahagia dalam menjalani hidup. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang hidupnya tidak ada masalah, untuk itu mulailah temukan bahagia kita dalam diri sendiri.
Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan semangat pada kita masing-masing, dan kita mulai menyadari apa yang sebenarnya yang kita cari dalam hidup serta kita mulai menyadari bahwa tidak ada yang salah dan tidak ada yang berbeda karena pada dasarnya kita di dunia ini tidak ada yang sama. Bahagia atau sedih sebuah pilihan, kita lah yang menentukan kita mau seperti apa dalam menjalani hidup ini, menyerah pada keadaan atau bangkit merubah keadaan.
Penulis : Abdul Halimsyah