Padang Pariaman, Waetapembaruan.co.id - Menyikapi perkembangan dunia digital yang kian masif di era 4.0 sekarang, perlu dirancang strategi dakwah bagi generasi milenial. Yayasan Bustanul Yaqin Punggung Kasik terus membekali para dai dan muballigh, terutama dai dan muballigh muda. Tujuannya agar mereka semakin sadar dan giat dalam dakwah kepada generasi millenial. Pembekalan itu diberikan melalui pelatihan dai dan mubaligh muda yang diselenggarakan di Surau Kampuang Tangah Pungguang Kasik, Senin (19/12/2022).
"Kegiatan ini dimaksudkan agar para dai dan muballigh muda yang masih belajar di pesantren dan madrasah agar dapat memanfaatkan dunia digital sebagai sarana berdakwah," terang Dr. H Zainal Tk Mudo, M.Ag yang didaulat sebagai narasaumber kegiatan tersebut.
Dr. H Zainal Tk Mudo, M.Ag yang sehari-hari bertugas sebagai dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang menyebutkan bahwa di era 4.0 ini menjadi salah satu syarat dai dan muballigh menguasai teknologi dan berdakwah menggunakan media digital. Sebab katanya para dai dan muballigh akan bisa menyasar mad’u nya lebih luas di kalangan millenial. Mereka sudah menjadikan gadget sebagai kebutuhan pokoknya.
"Berdakwah di era 4.0 sekarang ini harus memanfaatkan media digital, karena semua orang ada disitu. Banyak yang akan bisa dijangkau melalui media tersebut. Hampir seluruh penduduk Indonesia memanfaatkan media digital. Bahkan generasi millenial dan generasi X atau Z bisa dipastikan sudah menggunakan gadget. Sepintas mudah karena tinggal buat, posting dan share, tapi tidak juga sesederhana itu," ungkap Zainal di hadapan 300 an peserta.
Pria yang dikenal dengan panggilan Tuanku Mudo ini menegaskan, dakwah di era digital menuntut semangat dan energi yang kuat. Seperti manusia yang harus mampu menaklukkan harimau. Jika tidak dakwah para dai dan muballigh akan ditinggal jamaah. Apalagi sekarang ini ada pertarungan ide di media digital. Banyak paham-paham ekstrim yang memanfaatkan era digital ini dikembangkan oleh mereke yang berkepentingan. Maka para dai dan muballigh harus tampil dan mengambil peran dalam memanfaatkan media digital ini.
“Dunia digital ini bisa dianalogikan hutan rimba, belantara, bukan flora dan fauna, tetapi informasi. Maka sebagaimana harimau yang menjadi raja hutan, dai-dai harus mampu menaklukkan harimau yang menguasai belantara data dan informasi tersebut. Dengan cara komitmen, kreatif, dan konsisten menghadirkan konten-konten dakwah yang merangkul bukan memukul, mengajak bukan mengejek. Sehingga materi dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin yang sejuk dan damai bisa tersampaikan lewat media digital ini," tambahnya.
Ketua Yayasan Bustanul Yaqin Dr. Rahmat Tk Sulaiman, MM di awal pembukaan menyebutkan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu mendorong para dai dan muballigh muda yang berada di bawah binaan Yayasan Bustanul Yaqin dapat memanfaatkan dunia digital secara efektif dan efisien dalam pengembangan dakwah. Menebarkan Islam rahmatan lil alamin, sehingga terbangun semangat moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat.
“Kita berharap, melalui pelatihan ini, para dai dan muballigh muda yang dibina Yayasan Bustanul Yaqin memiliki strategi dakwah yang menarik bagi generasi millenial di era 4.0 sekarang ini. Sebab bonus demografi sekarang ini banyak generasi produktif yang akan digarap untuk menumbuhkan semngat kreatifitas mereka. Dakwah harus menggerakan mereka menjadi generasi Islam yang kreatif dan mampu memberikan solusi dalam pemecahan masalah di tengah-tengah masyarakat” terangnya menyemangati.
Pada kegiatan tersebut, salah seorang peserta pelatihan, Amril, Dai muda asal nagari Sungai Geringging merasa senang dengan diadakan pelatihan ini. Apalagi dalam pelatihan ini juga dilakukan praktek dakwah. Ia mengaku pelatihan dai muda ini sangat bermanfaat bagi dirinya.
"Saya merasa bertambah wawasan saya, mulai dari bagaimana menjadikan media sosial sebagai sarana dakwah hingga pada sisi yang lebih luas lagi di era digital. Insya Allah saya dan teman-teman muda akan coba melakukan perencanaan dan menyusun strategi dakwah terhadap generasi millenial di era digital secara lebih baik," ungkapnya. (Zaki)