Semarang, Wartapembaruan.co.id - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mendorong pengasuh pondok pesantren memaksimalkan keberadaan Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) agar melahirkan santri yang menjadi pengusaha.Apalagi, lanjut Menaker, saat ini pihaknya tengah gencar menciptakan pelaku-pelaku inkubator bisnis lewat BLKK.
"Tentu kami berharap di antara para bu nyai yang ada di sini yang memiliki BLK Komunitas kiranya juga mendorong BLK komunitas yang ada menjadi BLK Komunitas yang mandiri. Dua tahun kami mendampingi tapi selebihnya kami berharap mandiri yakni dengan meningkatkan kompetensi untuk kebutuhan pasar kerja maupun kebutuhan melahirkan entrepreneur," kata Menaker pada Senin (7/11/2022) di Semarang, Jawa Tengah saat menjadi pembicara pada acara Silaturahim Nasional ke-3 Bu Nyai Nusantara.
Dalam upaya melahirkan pengusaha, menurutnya, saat ini BLKK tidak hanya didesain sebagai sarana pelatihan untuk meningkatkan kompetensi menjadi pekerja, tetapi juga didesain agar melahirkan pengusaha yang berbasis pada keterampilan.
"Saya cukup bangga karena banyak pesantren yang memilih entrepreneur.
BLK Komunitas menjadi inkubator bisnis. Dan alhamdulillah tidak sedikit BLK Komunitas yang sukses membangun unit usaha di pesantren yang juga tidak sedikit pesantren ternyata melahirkan calon entrepreneur, calon pengusaha," ujarnya.
"Santri kuat agamanya, tapi dia tidak menjadi beban bagi masyarakatnya, justru menjadi tulang punggung bagi masyarakatnya karena dia bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi yang lainnya," tambahnya.
Ia pun meminta kepada santri yang akan menjadi pengusaha agar dalam memulai usaha atau bisnisnya tidak melulu langsung dari usaha besar, melainkan bisa dari ultra mikro atau mikro.
"Bukankah sesuatu yang besar itu dimulai dari yang kecil. Maka jangan ragu memulai meskipun dari yang kecil karena dari yang kecil itulah akan lahir yang besar, akan lahir pengusaha-pengusaha jebolan-jebolan pesantren yang didesain secara baik oleh pesantren dengan niatan secara khusus untuk melahirkan entrepreneur," pungkas Menaker Ida Fauziyah. (Azwar)