Jakarta, Wartapembaruan.co.id -- Meninggalnya empat orang dalam satu keluarga diduga akibat kelaparan pada Jum'at (11/112022), telah mengundang reaksi dari berbagai pihak. Ada yang prihatin, ada yang menyesalkan gubernur dan tak sedikit pula yang menyalahkan pemerintah.Ke empat orang itu adalah warga RT 07 RW 15 Perumahan Citra Garden, Kalideres. Mereka adalah dua lelaki dan dua perempuan. Yakni RG berusia (71 tahun), RM (68 tahun), DF (42 tahun), dan BG (68 tahun). Posisi mereka ketika ditemukan masing-masing berbeda. Ada yang di depan, ada yang di kamar tengah dan ruang tamu.
Terlepas dari apapun komentar dari aparat dan para nitizen atas kematian ke empat orang itu, koordinator Masyarakat Tionghoa Anti Korupsi (KomTak), Lieus Sungkharisma menyebut, kematian warga negara di sebuah negara yang sudah 77tahun merdeka disebabkan karena kelaparan, adalah suatu yang sangat menyedihkan.
“Pasti ada yang salah dalam sistem sosial kita. Tapi kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa atas peristiwa ini. Sebab yang salah adalah kita semua,” ujar Lieus.
Ditambahkan Lieus, apapun status mereka, miskin atau tidak, penerima Bansos atau tidak, semua kita, terlebih lagi warga di perumahan Citra Garden tersebut, bertanggungjawab atas setiap warga yang ada di lingkungan itu.
“Itulah pentingnya menumbuhkan kepedulian. Jangan kita baru membantu orang, baru peduli pada sesama kalau diminta. Kalau saja kita semua punya perhatian dan kepedulian terhadap orang-orang di sekitar kita, saya yakin peristiwa seperti ini tidak akan terjadi,” ujar Lieus.
Dalam ajaran Islam, kata Lieus sebagaimana yang disampaikan oleh salah seorang temannya yang muslim, bahwa Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam sangat marah dan menganggap orang yang tak peduli kepada tetangganya yang kelaparan sebagai orang yang tidak beriman. Dalam hal ini, ujar Lieus, temannya itu menyampaikan sebuah hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh At-Thabrani bahwa: “Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya kelaparan di sampingnya, padahal ia mengetahuinya."
Karena itulah tambah Lieus, dalam ajaran sebagaimana yang disampaikan Rasulullah Muhammad SAW, Islam mengharuskan adanya alokasi dana khusus dengan jumlah tertentu dari harta orang-orang kaya baik berupa zakat, infaq maupun sedekah. Seperti disebutkan oleh temannya yang muslim itu, Lieus menyebut Rasulullah dalam hadits riwayat Imam Bukhari bersabda: “Zakat yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka, adalah untuk didistribusikan kepada kaum miskin di antara mereka.”.
Lebih jauh Lieus menyebut, makan dan minum adalah kebutuhan pokok setiap manusia. Karena itulah semua agama di muka bumi ini mengajarkan pada umatnya untuk berbagi makanan pada siapapun bagaimanapun keadaannya. Ajaran berbagi makanan ini, tambah Lieus, bahkan tidak dibeda-bedakan apakah seseorang itu kaya atau miskin.
“Dalam Islam diajarkan agar kita selalu berbagai kepedulian, termasuk berbagi makanan pada 40 orang tetangga di depan, di belakang, di samping kiri dan kanan rumah kita. Saya pikir ini ajaran kepedulian yang sangat baik. Sebab, dalam beberapa beberapa kondisi, orang apapun statusnya bisa saja kesulitan mendapatkan makanan misalnya disebabkan oleh keadaan ekonomi atau penyakit. Karena itulah mengapa kita dituntut untuk peduli pada tetangga di sekitar kita. Setidak-tidaknya dengan berbagi makanan. Dengan begitu kita bisa saling mengetahui keadaan orang-orang yang ada di sekitar kita,” ujarnya.
Atas rasa kepedulian dan berbagi makanan itu jugalah Lieus Sungkharisma dan kawan-kawan, bersama Warung Makar miliknya yang ada di Jalan Gajah Mada 16 B Jakarta Pusat, malam ini melaksanakan bakti sosial berbagi makanan ke kelurahan Krukut, Taman Sari, Jakarta Pusat. Kegiatan berbagi makanan yang disiapkan oleh ibu-ibu PKK itu dipusatkan di Pos RW 05 Kelurahan Krukut.
“Yah, sekedar untuk berbagi saja. Daripada kita saling menyalahkan, lebih baik langsung bertindak. Iya toh? Sekalian untuk melihat kondisi tetangga saya di sini. Saya tak mau peristiwa di Kalideres terulang lagi,” ujar Lieus. (*)