Jakarta, Wartapembaruan.co.id - Pengurus Ikatan Mahasiswa Pascasarjana (IMPAS) Aceh - Jakarta menggelar diskusi virtual online webinar series bertajuk seratus hari Pj. Gubernur Aceh, Achmad Marzuki Bisa Apa?, Jum'at malam (14/10/2022) melalui medium daring dan luring.Panitia pelaksana kegiatan Agsal dalam keterangannya menyampaikan tujuan kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian IMPAS dalam perihal adanya check and balance serta pengawasan terhadap berbagai kinerja Pemerintah Aceh dibawah kepemimpinan Achmad Marzuki sebagai Pj. Gubernur Aceh, dengan menghadirkan beberapa pembicara baik kalagan akademisi hingga politisi diantaranya hadir, Tgk Muhammad Yusuf (Tokoh Ulama Aceh), Prof Dr. Samsul Rizal ( Ketua IPW ICMI Aceh), Fachrul Razi ( DPD RI), M. Rizal Fahlevi (DPR Aceh), Muhammad Seleh ( Ketua Forum Jurnalis Aceh) dan Usman Lamreung ( Akademisi Aceh).
"giat semacam ini merupakan bagian dari tugas dan fungsi IMPAS sebagai agent of control demi terwujudnya kemajuan perkembangan sistem Demokrasi di Indonesia saat ini", Jelasnya.
Kemudian disamping itu, pihaknya juga menilai bahwa kondisi perkembangan kemajuan Pembangunan Aceh pasca 17 tahun Aceh damai, masih sangat jauh dari apa yang diidamkan oleh para pendahulu dan juga rakyat banyak terutama bagi para generasi muda-mudi Aceh saat ini yang sudah mulai tumbuh besar dan beranjak dewasa. Namun, masih dilanda rasa keprihatinan yang tak kunjung usai dalam mencapai terwujudnya kemakmuran serta kesejahteraan yang haqiqi, sebagaimana juga dicita-dicatakan oleh segenap elemen para tokoh pendiri bangsa Indonesia hingga tertuang dalam lima point butir-butir Pancasila sebagai landasan menjadi Azas Ideologi kita untuk berbangsa dan bernegara.
"Ibarat kata, Otsus berlimpah, tapi kenapa Aceh masih apoeh-apah?. Nah, seratus hari jabatan Pj. Gubernur Aceh akan menjadi analisa dasar dalam mengukur apa saja wacana jalannya kinerja pemerintah untuk setahun kedepan. Jadi, mesti harus ada beberapa catatan yang perlu digarisbawahi agar keberlanjutan Rencana Strategis Pembangunan Aceh untuk jangka panjang tidak lagi terlihat suram terutama perihal potensi bahaya dari terjadinya inflasi. Apalagi tahun depan akan masuk momentum tahun-tahun Politik, karena itulah kita merasa perlu untuk terus melakukan pengawalan setiap langkah kebijakan Pemerintah Aceh, Sebab masih banyak permasalahan Aceh yang mesti perlu menjadi fokus utama Pemerintah saat ini seperti, perihal kemiskinan yang masih belum teratasi, pembangunan SDM yang tak merata, Minimnya lapangan pekerjaan, Mandeknya Implementasi UUPA, Lemahnya Perhatian Bagi lembaga Dayah-dayah di Aceh, Pendidikan Umum dan Sejenisnya, kurangnya perhatian disektor usaha UMKM yang ada, perihal stunting masih tinggi, serta belum lagi adanya indikasi ancaman Inflasi pasca naikknya Harga BBM mesti perlu menjadi perhatian serius dari Pemerintah Aceh saat ini dalam perihal memanajerial tata kelola Keuangan Daerah yang tepat guna dan tepat sasaran serta bebas dari korupsi demi terwujudnya check and balance agar mencapai peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran Daerah kedepannya", Ungkap Agsal.
Senada dengan Agsal, Ketua Umum IMPAS Nazarullah,SE dalam kata sambutannya mengatakan kalau pemerintah jangan anti kritik, sebab kritikan terhadap kebijakan itu menjadi wajib sebagai bumbu-bumbu untuk pertumbuhan demokrasi. Nazar juga mengajak, agar semua pihak elemen masyarakat mengawasi serta memberi atensi serta mengkritisi bila tupoksi Pj. Gunernur Aceh diluar kolidor kententuan yang berlaku. Tegasnya.
"Kita mengkritik bukan berarti membenci, melainkan bukti atas alasan bahwa kita sangat mencintai Aceh. Saya berharap Semoga giat semacam ini akan menjadi tradisi dan transisi khususnya Mahasiswa Aceh baik didaerah maupun luar daerah dalam memberikan sumbangsih peran dan fungsi untuk membantu Pembangunan Aceh yang lebih baik. Adanya produktifitas dalam berdiskusi, supaya roda controling pemerintahan tetap diterpong dari sudut mana pun, hal ini perlu untuk dilakukan demi kemajuan Aceh kedepannya." Tutupnya.
Adapun dalam acara webinar series IMPAS yang dihadiri seratusan peserta dari unsur online dan offline tersebut berjalan lancar dan maksimal. Red.