Batubara, Wartapembaruan.co.id -- Segenap pemuda dari desa Kuala Tanjung, kecamatan Sei suka kebupaten Batubara, menggelar diskusi kemasyarakatan. Diskusi itu bertema, "Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Industri serta memastikan izin PT KAI, apakah sudah layak beroperasi?".Diskusi itu, buntut dari kebingungan para pemuda tersebut tentang kelayakan PT KAI dan soal perizinan operasi kereta api tersebut. Oleh sebab itu, seseorang Pemuda Muhammad Syafi'i selaku pemuda lokal, memandu diskusi kemasyarakatan itu.
Menurut Syafi'i, pihaknya sebagai sosial control ingin berpartisipasi terhadap taraf hidup masyarakat desa.
"Diskusi yang kita lakukan ini mengenai PT KAI Dan industri, bahwa masyarakat Kuala Tanjung harus kompak untuk selalu mengontrol yang ada di sekitar desa nya, baik itu masalah PT KAI dan juga perekonomian masyarakat oleh industri-industri sekitar. Apakah sudah sejahtera,"jelas Muhammad Syafi'i dalam keterangan tertulisnya, senin (19/09/2022). Diskusi ini dilakukan Warkop Djaya, Jalan acces road inalum, Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Sekitar pukul. 21:00 WIB.
Dalam diskusi itu turut hadir, Kapolsubsektor Sei Suka, perwakilan dari koramil Air Putih dan perwakilan masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat. Ia juga mengatakan hasil diskusi ini akan dibawakan ke pemerintah desa sekitar, terutama Pemerintah Desa Kuala Tanjung.
Lanjut Syafi'i, hasil diskusi ini juga keluhan masyarakat baik itu masalah mengenai PT KAI.
"Kami berharap adanya rasa peduli PT KAI kepada masyarakat Kuala Tanjung, terutama keselamatan untuk warga sekitar apabila kereta api itu melintasi area industri Kuala Tanjung ini,"ujar aktivis Omnibuslaw Batubara ini
Ia juga menilai bahwa itu semua belum sefti, dan pihaknya mengaku tau bahwasanya ini hanya uji coba. "Tetapi walaupun hanya uji coba yang namanya sefti itu wajib juga di tetapkan oleh pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI),"lanjutnya
aktivis area industri Kuala Tanjung ini juga menilai, bahwa setiap simpang di kawasan industri banyak lalu lintas masyarakat, terutama PT Multimas Nabati Asahan, dan Pelindo rawan para pekerja melintas tetapi tidak ada sedikit pun pengamanan, kita lihat tidak ada Portal Jalan di simpang itu,"jelas Muhammad Syafi'i. (Syaf)