JAKARTA, Wartapembaruan.co.id - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menggulirkan wacana dalam pilpres 2024 mendatang sebaiknya hanya ada dua paslon dan satu putaran. Menurutnya, hal itu lebih ideal, mengingat saat ini Indonesia sedang pemulihan ekonomi.Ia mengatakan dalam situasi ketika pemulihan ekonomi belum sepenuhnya pulih, dan ketidak pastian global, maka Indonesia memerlukan pelaksanaan Pilpres yang demokratis, cepat, kredibel, dan bagaimana memasatikan hanya berlangsung satu putaran.
“Pasangan ini bisa terwujud apabila dilakukan langkah konsolidasi dan mendorong kerjasama parpol di depan, sehingga mengarah pada dua paslon. Ini yang ideal berdasarkan konteks saat ini, meski PDI Perjuangan siap bertanding dengan 2 atau 3 paslon,” lanjutnya.
“Sekiranya 3 paslon, pada putaran kedua, pasti akan terjadi deal-deal politik baru. Jadi kenapa tidak membangun kesepahaman di depan saja?” demikian kata Hasto, Kamis (25/8/2022).
Menanggapi pernyataan tersebut, Pengamat politik Dr. Jerry Massie mengatakan, dalam dunia politik adalah biasa terjadi komentar seperti itu.
“Saya kira biasa terjadi dalam dunia politik komentar seperti itu. Barangkali ini dalam dua pilpres hanya ada dua pasang capres terakhir saat Jokowi-Maruf Amin mengalahkan Prabowo – Sandiaga Uno. Saya pikir 3 pasang capres akan lebih baik dan akan sulit menerka siapa pemenangnya lantaran bisa ada dua putaran. Barangkali PDIP menjaga agar nantinya tak banyak oposisi,” kata Jerry, Jumat (26/8/2022).
Jerry mengatakan kalau PDIP yang maju sendiri memang tanpa menggandeng 1 atau 2 parpol maka akan sulit nantinya di parlemen. Jika Puan maju dan menang dan hanya PDIP sendiri tak ada koalisi maka kebijakan-kebijakan bakal dihadang oposisi di parlemen.
“Tapi saya kira selain Nasdem masih ada koalisi PDIP yakni Gerindra. Memang idealnya 3 koalisi parpol agar kuat nantinya. Kalau hanya dua maka bisa saja peristiwa Pilpres lalu dengan koalisi pemerintahan yang gendut bakal terjadi. Sebaiknya nanti di oposisi harus seimbang biar suara hati bmnurani rakyat banyak di back up oleh parpol,” ungkapnya.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3ES) ini juga menyebut jika koalisi kalah maka tak perlu gabung dengan koalisi pemenang. “Dan saran saya, jika dua koalisi kalah maka tak perlu bergabung dengan koalisi pemenang supaya ada balancing atau keseimbangan di parlemen,” pungkasnya.