Wartapembaruan.co.id, Pekanbaru ~ Upaya Pelemahan Ulama Kembali terjadi di Indonesia, kali ini terjadi di wilayah riau. Adanya sejumlah oknum yang mencoba untuk melemahkan MUI Riau. Kamis (27/7/22)
Menyikapi hal tersebut Tim Independen Aliansi Masyarakat Cinta Ulama merasa terpanggil dan mencari fakta sebenarnya. Koordnator Tim Aliansi berusaha menghubungi dan menemui Ketum MUI Riau dan beberapa orang pengurus termasuk juga yang mereka telah mengundurkan diri dan tokoh masyarakat yang kami nilai memiliki kepedulian yang tinggi terhadap ulama dan kedamaian di provinsi Riau.
Maka dengan ini Kami mendapatkan beberapa fakta yang perlu kami sampaikan pada pihak pihak terkait terutama kepada ketua umum dan pimpinan MUI Pusat di Jakarta.
Sepengetahuan kami dan informasi yang kami terima dari masyarakat dan MUI provinsi Riau telah menjalankan tugas dan fungsinya sebagai khodimul ummah, pelayan mummah dan shodiqul hukumah (mitra pemerintah) yang ditandai dengan banyaknya program program yang dilaksanakan untuk kemaslahatan ummah dengan melibatkan semua unsur Perguruan tinggi, pondok pesantren dan MUI kabupaten/kota, bahkan sampai ke MUI kecamatan.
Kemudian fungsi MUI sebagai shodiqul hukumah sangat luar biasa dan menunjukkan prestasi yang patut kami acungkan jempol.
Hal ini dibuktikan dengan adanya kerja sama yang baik dengan pemerintah daerah, baik Provinsi maupun kabupaten/kota dan TNI/POLRI serta Lembaga Lembaga baik pemerintah maupun swasta, hal ini ditandai dari bukti bukti :
a. Pemda memberikan Hibbah (bantuan) setiap tahun kepda MUI, dan bantuan ini dikelola dengan baik, serta Pemda memberikan mobil operasional untuk kelancaran pelaksanaan program MUI.
b. Melakukan Gerakan Bersama pelaksanaan vaksin di seluruh wilayah daerah Riau Bersama dengan Pemda, Gubernur, Polri, TNI dan lain lain.
c. Melaksanakan Gerakan dan usaha memberantas peredaran dan penggunaan Narkoba, Miras dan penyakit masyarakat lainnya.
d. Bekerjasama dengan Densus 88 dalam upaya pencegahan dan penanggulangan serta memberantas paham intoleransi, redikalisme dan terorisme.
e. Gerakan Bersama juga dilaksanakan Bersama TNI dalam rangka pengabdian masyarakat, bela negara dan mengantisipasi abrasi dengan penanaman mangrove Bersama di pantai Dumai.
f. Atas usha usaha yang dilaksanakan MUI Riau ini, sehingga MUI Riau mendapatkan perhatian dari Polda Riau dengan memberikan 1 (satu) paket meja rapat beserta microponnya pada hari ulang tahun bayangkara ke 74 tahun 2022.
g. Polri melalui Kapolda memeberikan penghargaan pada Ketum MUI provinsi Riau, atas nama Prof. Ilyas Husti atas jasa jasanya dalam Gerakan penggunaan Vaksin, pemberantasan intoleransi, radikalisme dan terorisme serta pemberantasan pengedaran dan penggunaan Narkoba serta penyakit masyarakat lainnya.
h. Pemerintah juga memberikan apresiasi dalam bentuk rehap Gedung yang represntatif pada tahun 2022 inshaallah.
Berdasarkan informasi dan verifikasi kami tentang musdalub MUI Provinsi Riau yang kian menambah keresahan di tengah masyarakat serta diiringi Serangan bertubi tubi di media masa dan opini publik pada Ketum MUI Provinsi Riau ini yang tanpa bukti, maka kami tim independen dari aliansi masyarakat cinta ulama setelah melakukan beberapa verifikasi tentang hembusan bau amis musdalub yang seakan dipaksakan dan tanpa memenuhi unsur yang termaktub di dalam AD/ART MUI Provinsi Riaudan terkesan dipaksakan dan tanpa fakta serta alasan yang tidak memiliki dasar hukum, menemukan fenomena aneh, anatara lain :
1. Pengunduran diri Sekum dan bendum serta beberapa pengurus teras MUI Provinsi adalah diduga semata mata direkayasa untuk memuluskan musdalub. Kerena pengunduran ini tidak menyebut rincian alasan yang membuat mereka memutuskan untuk mengundurkan diri dari kepengurusan MUI Provinsi Riau.
2. Lebih kurang satu minggu sebelum pengunduran diri sekum dan bendum, mereka ini melakukan perjalanan dinas ke kepri untuk penguatan program MUI Provinsi Riau. Ini menunjukkan bahawa roda organisasi MUI Provinsi Riau berjalan dengan baik. Namun kenapa tiba tiba seminggu setelah kepulangan mereka dari menjalankan progm MUI ke Kepri mereka mengundurkan diri. Kenapa mereka tidak mmengundurkan diri lebih awal, kalau memang roda organisasi bermasalah. Seakan akan MUI Vakum berbulan bulan. Ini ada apa?, kalau bukan ada kemungkinan sabotase pada Ketum MUI Provinsi Riau demi memuluskan rencana terselubung yang mereka rancang jauh sebelumnya atau lebih lugasnya, memusdalubkan ketum Mui Riau sasaran utamanya adalah kepentingan segelintir oknum yg haus dan lapar kedudukan dan jabatan.
3. Mereka memfitanah Ketum MUI Provinsi Riau tidak mendukung dan menandatangani hasil Musda MUI Kota pekanbaru. Padahal Musda yang mereka lakukan di MUI Kota pekanbaru adalah illegal. Kerana Musda MUI Kota seharusnya dilaksanakan di bulan Februari 2022, namun mereka percepat dan paksakan pelaksanaan Musda Kota Pekanbaru di bulan januari 2022 dengan tanpa memiliki alasan yang logis dan yuridis. Adapun kenapa Ketum MUI Riau tidak mau menandatangani hasil Musda MUI Kota pekanbaru pada bulan Januari 2022 adalah berdasarkan petunjuk dan arahan MUI Pusat bukan atas dorongan pribadi Ketum MUI Provinsi Riau.
4. Berbagai tuduhan negatif yang dilontarkan kepada ketum MUI Riau sebagai dasar untuk menggelar musdalub yang tidak memiliki fakta dan data yang bisa di bawa ke ranah hukum atau ke ranah pelanggaran kode etik yang dilakukan Ketum MUI Provinsi Riau. Seperti Tindakan Asusila, memperkaya diri dan memperkaya kelompok tertentu. Atau melakukan Tindakan yang melawan dan mengkhianati negara. Malah Ketum MUI Provinsi baru baru ini mendapat penghargaan dari kepolisian Republik Indonesia atas partisipasi MUI Riau dalam mengharmoniskan masyarakat Riau.
5. Mereka yang mengatasnamakan panitia Musdalub Provinsi Riau tidak pernah melakukan Tabayyuun, memberi nasihat atau teguran baik dalam bentuk tulisan maupun lisan kepada Ketum MUI Riau, apibila didapati Ketum MUI Riau melakukan pelanggaran AD/ART MUI Riau
Setelah dilakukan berbagai jenis pola verifikasi ilmiah atau pembuktian ilmiah, maka dapat disimpulkan bahwa musdalub MUI Provinsi Riau yang akan digelar pada tahun 2022 ini adalah kegiatan illegal yang melawan hukum dan bertentangan dengan moral ulama, serta akan memporak porandakan bangunan keulamaan dan ummat di Provinsi Riau.
Dengan demikian kami berpendapat bahwa musdalub ini berkemungkinan besar direkayasa dari beberapa individu yang mengatasnamakan ulama, namun tujuannnya adalah untuk mencapai jabatan dan materi.
Maka dari itu kami meminta kepada semua pihak yang terkait, untuk menghentikan musdalub yang illegal ini demi keberlansungan kehormonian ulama dan ummat di provinsi Riau ini dan Indonesia pada umumnya.
Apabila musdalub tetap digelar dan dilaksanakan maka kami atas nama Tim Independen Aliansi Masyarakat Cinta Ulama akan melakukan upaya penuntutan hukum terhadap panitian dan peserta Musdalub demi mendapatkan keadilan dan kebenaran dan menjaga marwah ulama dari tangan tangan kotor individu yang haus akan jabatan dan kedudukan.
Tim Independen Aliansi Masyarakat Cinta Ulama
( Erick )