Jakarta, Wartapembaruan.co.id -- Pemecatan Dokter Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) disesalkan berbagai pihak, mulai dari petinggi negara, legislator, tokoh masyarakat, tokoh seniman, hingga masyarakat biasa.Keprihatinan juga ditunjukan salah satu satu keluarga pasien yang pernah menjalani terapi DSA dengan dokter Terawan, yakni Dar Edi Yoga ketika diundang tvOne dalam acara Kabar Pagi beberapa waktu yang lalu.
Dalam kesempatan itu Yoga yang juga pengurus organisasi wartawan PWI Pusat menyebut, pihaknya merasa beruntung bisa diterapi DSA oleh Dokter Terawan. Pasalnya, sang kakak yang mengalami stroke sempat menjalani terapi DSA di salah satu rumah sakit besar lainnya namun tidak ada tanda-tanda perubahan.
"Setelah dua bulan kemudian baru saya ketemu dokter Terawan dan meminta beliau untuk melakukan DSA untuk kakak saya. Setelah di-DSA oleh dokter Terawan perubahannya sangat drastis," ungkap Yoga pemilik askara.co itu.
Perubahan kondisi yang baik usai di-DSA itu, kata Yoga, memang tidak serta merta. Namun demikian, Yoga menyampaikan ada salah seorang pasien yang mengalami perubahan drastis usai di-DSA.
"Ada yang dari Cilacap, begitu habis di-DSA besoknya dia sudah melangkah ringan yang tadinya kakinya diseret. Bahkan teman saya sendiri pun ada yang stroke 3 bulan nggak bisa bergerak dan tidak bisa bangun dari tempat tidur, setelah di DSA dokter Terawan dia sudah bisa beraktivitas dengan normal kembali," terangnya.
Yoga menyampaikan, tidak ada dampak negatif yang dialami sang kakak usai dilakukan DSA oleh dokter Terawan itu.
"Sejauh ini tidak ada dampak atau pun kendala apapun terhadap kakak saya dan dia sudah mulai belajar berjalan karena habis di DSA kami melakukan fisioterapi di RSPAD dan RSPAD memang untuk fisioterapinya kami akui sangat-sangat baik dan sangat profesional," jelasnya.
Yoga yang juga penasehat Serikat Media Siber dan pendiri Beranda Ruang Diskusi itu mengaku sudah mengenal dokter Terawan sejak lama. Kata dia, Terawan merupakan orang yang bersahaja, murah hati, yang selalu siap menolong meskipun berpangkat jenderal bintang tiga.
"Tidak ada birokrasi, tidak ada yang namanya jarak antara pasien dengan beliau. Pintu ruang prakteknya itu terbuka, siapa saja boleh datang untuk konsultasi. Bahkan ketika kami beraudiensi ke dokter Terawan semasa jadi menteri beliau mengantar kami sampai lobi bawah sampai kami naik mobil, itu seorang menteri lho," tuturnya.
Ketika dimintai tanggapan oleh awak media tentang bagaimana sosok seorang dokter Terawan, Yoga mengatakan bahwa Terawan merupakan sosok yang visioner, cerdas, dan sosok seorang pemimpin yang punya prinsip hidup, memegang teguh sumpah prajurit dan sumpah seorang dokter yang membaktikan hidupnya demi kemanusiaan.
"Di mata saya, dia adalah 'malaikat' yang di utus Tuhan untuk melayani ciptaannya, dimana orang yang tidak punya harapan menemukan kembali harapan hidupnya sehingga bersyukur kepada Tuhan karena sudah dipulihkan melalui tangan dokter Terawan. Sudah sertus dua puluh ribu lebih pasien yang diselamatkan dokter Terawan melalui DSA," ungkap Yoga, Rabu, (30/3).
Yoga dan keluarga mengaku sangat sedih ketika menerima kabar tentang pemecatan itu, Kakaknya yang dokter itu pun sempat menangis mendengar berita itu.