Kamal Rijal (Alumnus Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh) |
Wartapembaruan.co.id -- Mendengar hiruk pikuk dan melihat desas-desus politik yang sedang ramai diperbincangkan...Sebenarnya hal ini sudah pernah terjadi di era pasca kemerdekaan dimana munculnya partai baru bernama PNI Baru. Partai ini muncul ketika Bung Karno ditangkap ketika sedang enak nya membesarkan partai PNI saja namanya...
Didalam PNI Baru itu di komandoi salah satunya oleh Bung Hatta dimana haluan partai tersebut lebih condong kepada Pengkaderan untuk anak bangsa untuk menjadi the next Leader, daripada sebelumnya PNI yang dianggap bung Hatta terlalu bermain solo dalam memperjuangkan hak rakyat Indonesia untuk kemerdekaan...
Sebelum PNI Baru tersebut dibentuk HATTA DAN SUKARNO berpacu dalam satu wadah yaitu di PNI, sebelum akhirnya Hatta memilih membentuk partai baru yaitu PNI Baru, sebaliknya ketika SUKARNO bebas dari Pagar besi, ia bergabung di partai lainnya yaitu PARTINDO bentukan salah satu tokoh lainnya...
Dari cerita diatas, jelas perbedaan pemikiran dan ideologi dua founding father ini, mereka sama bergerak untuk kemerdekaan Indonesia, walaupun berbeda tapi tujuan nya sama...
Nah, Kembali ke pembahasan diatas, Masyarakat Aceh khususnya sedang diperdengarkan dan dipertontonkan oleh perbedaan pemikiran dan jalan kepentingan antara sang kapten (Irwandi Yusuf) dan Ketua Umum PNA versi KLB Bireun (Samsul Bahri bin Amiren) atau akrab disapa TIYONG...
Dualisme partai ORANGE atau PNA ini sudah lama terjadi ketika Irwandi Yusuf ditangkap karena Korupsi. Dikarenakan dianggap mencederai nama partai, TIYONG membuat Konferensi Luar Biasa di Bireun, dan terpilih lah TIYONG sebagai Ketua Umum PNA versi KLB di Bireun...
Namun, Seiring terbitnya SK Kemenkumham Wilayah Aceh yang melegalkan PNA kubu Irwandi dan telah menolak PNA versi KLB kubu TIYONG, membuat PNA versi KLB di Bireun geram dan beberapa hari ini TIYONG melakukan manuver terhadap keputusan MENKUMHAM WIL.ACEH dan PNA kubu Irwandi...
Dari segi historis antara HATTA dan SUKARNO dengan PNA kubu Irwandi Yusuf dan PNA Kubu TIYONG ada kesamaan, salah satunya yakni sama-sama berbeda pendapat dalam cara membangun sebuah image dan citra partai...
Namun, perbedaannya yang diperjuangkan PNA Kubu Irwandi dan PNA Kubu TIYONG apa ?
Jika dilihat dari segi kemerdekaan, Indonesia sudah merdeka, kan begitu ?
Atau hanya segi keinginan akan menjadi pemimpin partai saja, atau karena keegoisan yang akhirnya tidak mau berdamai atau bahasa gaulnya islah, karena TIYONG adalah sosok yang keras dan tegas, begitu juga sebaliknya Sang Kapten juga diselimuti tipikal keras dan tegas...
Beberapa hari ini TIYONG melakukan manuver di Kantor KEMENKUMHAM WIL.ACEH, karena ditolak AD/ART partai PNA versi KLB Bireun yang dipimpinnya, begitu juga dengan penolakan KEMENKUMHAM RI juga menolak PNA kubu TIYONG...
Jika jalan selanjutnya mengalami penolakan dan melakukan pendekatan hasilnya buntu, jika TIYONG tetap bersikeras akan prinsipnya untuk tidak ingin bergabung dengan PNA kubu Irwandi Yusuf yang mana kita tahu sang kapten adalah pernah menjadi Pimpinannya di PNA...
Apakah TIYONG akan membuat Partai Baru seperti yang dilakukan HATTA di PNI Baru ?...
Apakah TIYONG akan bergabung dengan Partai Aceh pimpinan MUZAKIR MANAF atau yang akrab disapa MUALEM ?...
Atau benar TIYONG akan islah bergabung kembali kepangkuan PNA Pimpinan Irwandi Yusuf !...
Menarik untuk ditunggu...
Wassalam,
Kamal Rijal (Alumnus Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh)