PADANG, WARTAPEMBARUAN.CO.ID - Badan Koordinasi Himpunan mahasiswa Islam Sumatra Barat (Badko HMI Sumbar) angkat bicara soal peryataan Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen dan Keamanan Polri oleh Brigjen Pol Umar Effendi dalam perencanaan pemetaan mesjid untuk menjaga aksi terorisme.Rustam Budiman selaku Formateur Ketua Umum Badko HMI Sumatra Barat menilai paham radikalisme dan terorisme bukan tidak berbahaya, "ini mesti kita cegah, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama, Bukan dari pihak kepolisian saja," ucapnya.
"Namun yang sangat disayangkan adalah ketika statemen dari Pol Umar seakan mesjid adalah sarangnya terorisme," ujarnya kepada media, Kamis (03/02/2022).
Budi menambahkan mesjid adalah tempat beribadah bagi umat islam, bukan tempat pembaiatan, bukan tempat merakit bom ataupun senjata api, Mesjid bukan tempat membentuk kelompok-kelompok dan jaringan, melainkan hal ini munculnya dari rumah-rumah kontrakan yang jauh dari pusat keramain, bukan di mesjid yang justru terletak di tengah-tengah keramaian dan pemukiman masyarakat.
"Pernyataan Pol Umar tersebut telah melukai hati umat Islam, kami khawatir hal ini akan menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat, membuat sebuah kegaduhan dan ketidak nyamanan khusus nya umat Islam," tegas Budi sapaan akrabnya.
Lanjut, Budi mengatakan pernyataan tersebut sangat tendensius yang seolah-olah mesjid merupakan sarang dari lahirnya paham radikalisme, terorisme dan ekstrimisme. "Saya sepakat dengan peryataan Arven Marta selaku Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan PB HMI, agar Kapolri mengevaluasi kembali terkait program yang akan dikerjakan oleh Brigjen Pol Umar tersebut, serta kami memohon komisi III DPR RI untuk memanggil Pol Umar terkait hal Ini.
"Jangan sampai hal Ini terjadi, kita khawatir ini akan menimbulkan kegaduhan masyarakat Indonesia khususnya umat Islam," pungkasnya.
Laporan : Fauzaki Aulia