Ternate, Wartapembaruan.co.id – Tim Jelajah Kebangsaan Wartawan-Persatuan Wartawan Indonesia (JKW-PWI) gagal melanjutkan perjalanan dari Ternate, Maluku Utara, pada Kamis (13/1/2022) malam.
Kapasitas tampung kapal yang seharusnya membawa mereka menyeberang ke Bitung telah terisi penuh oleh kendaraan penumpang yang rata-rata didominasi oleh truk sarat muatan.
Di pintu masuk Pelabuhan Ferry Bastiong, sempat terjadi ketegangan antara tim JKW-PWI karena penolakan dari pihak petugas PT ASDP Ferry.
Indrawan Ibonk sempat memberikan penjelasan kepada salah seorang petugas yang melarang tim JKW-PWI bahwa mereka sudah memiliki tiket penyeberangan. Tapi empat bikers PWI tetap ditolak masuk kapal dengan alasan kapasitas penuh.
Tak puas dengan jawaban petugas, Indrawan Ibonk tetap berusaha agar ia dan ketiga rekan lainnya, yakni, Sonny Wibisono, Yanni Krishnayanni dan Aji Tunang Pratama dapat diizinkan masuk ferry untuk menyeberang ke Bitung malam itu.
Di tengah perdebatan, tiba-tiba salah seorang dari petugas berteriak dari kejauhan menyuruh tim JKW-PWI untuk memutar arah. Penjelasan dari petugas tidak memuaskan. Mereka juga tidak bisa menjawab pertanyaan soal status masa berlaku tiket.
Tim diarahkan untuk menemui petugas penjualan tiket di loket. Indrawan Ibonk tidak membuang waktu dan langsung menuju ke loket disusul Sonny Wibisono.
Setelah mendapat penjelasan dari seorang petugas loket bernama Robby, tim baru merasa puas dan lega karena masa berlaku tiket dan lembar bukti antigen masih dapat dipergunakan untuk penyeberangan hari ini.
Robby menjamin tiket masih dapat digunakan untuk penyeberangan Jumat malam dengan kapal yang lain, Portlink VIII, jurusan Bitung, Sulawesi Utara.
Kekisruhan bermula saat proses pembelian tiket yang membutuhkan waktu sangat lama, bahkan petugas yang melayani penumpang sempat berganti-ganti.
“Padahal saya sudah berada di Pelabuhan sejak pukul 20.00 WIT dan loket penjualan tiket saat itu masih tutup. Kenapa ketika kami akan naik ke kapal sudah langsung dibilang penuh, enggak bisa menampung kendaraan empat motor lagi,” ujar Yanni Krishnayani.
Petugas loket, Robby, saat ditemui tim JKW-PWI menjelaskan, loket baru akan buka dan menjual tiket setelah petugas poliklinik sudah ada dan siap bertugas.
“Sementara tadi petugas polikliniknya terlambat datang,” dalihnya.
Tim JKW-PWI berharap kejadian seperti di Bastiong ini tidak terulang lagi dimanapun. Sulitnya mendapat informasi jadwal pelayaran juga menjadi kendala utama tim.
“Hambatan seperti ini sangat menggangu sekali bagi pelancong seperti kami yang ingin melakukan penyeberangan antar pulau,” ucap Indrawan.
“Kami masih akan melakukan beberapa penyeberangan lagi dengan menggunakan kapal ferry atau roro di beberapa tempat selanjutnya,” timpal Yanni.